Senin 29 Feb 2016 15:35 WIB

BJB Raup Laba Bersih Rp 1,38 Triliun Sepanjang 2015

Rep: C37/ Red: Nur Aini
Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten (BJB) Ahmad Irfan (tengah) didampingi Direktur Konsumer Fermiyanti (kiri), Direktur Mikro Agus Gunawan (kedua kiri), Direktur Komersial Suartini (kedua kanan) dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Ris
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Direktur Utama Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat Banten (BJB) Ahmad Irfan (tengah) didampingi Direktur Konsumer Fermiyanti (kiri), Direktur Mikro Agus Gunawan (kedua kiri), Direktur Komersial Suartini (kedua kanan) dan Direktur Kepatuhan dan Manajemen Ris

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA –- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk  (BJBR) membukukan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp 273 miliar atau meningkat 24,7 persen year on year (yoy) menjadi Rp 1,38 triliun.  Faktor utama yang menjadi penyumbang laba bersih Bank BJB bersumber dari pendapatan bunga bersih yang tumbuh sebesar 11,5 persen (yoy) dan fee based income yang tumbuh 10,9 persen (yoy).

"Seiring dengan meningkatnya laba perusahaan, total aset bank bjb sepanjang tahun 2015 juga mengalami kenaikan sebesar 16,9 persen (yoy) atau mencapai Rp 88,7 triliun," tutur Direktur Utama  PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten, Tbk (BJBR) Ahmad Irfan, di Fairmont Hotel Senayan, Jakarta, Senin (29/2).

Irfan menjelaskan, kenaikan total aset itu berasal dari kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 17,1 persen atau mencapai Rp 67,6 triliun. Pencapaian tersebut juga tidak terlepas dari dukungan kegiatan-kegiatan pemasaran dan promosi yang telah dilakukan perusahaan maupun pengembangan jaringan dan layanan serta fitur produk-produk bank BJB demi meningkatkan kepuasan nasabah.

Pada 2016, Bank BJB menargetkan pertumbuhan laba sebesar 12 persen. Target pertumbuhan laba tersebut memang lebih kecil daripada pertumbuhan laba 2015, namun menurut Irfan hal itu karena akan ada perbaikan kualitas dan penurunan kredit bermasalah atau nonperforming loan (NPL).

"Perbaikan itu dilihat dari loan loss provision (cadangan kerugian penurunan nilai /CKPN) kita dari Rp 663 miliar, pada tahun 2015 kemarin kita mencadangkan hanya Rp 135 miliar perbaikan itu, dan ada pengaruh nyata NPL turun di 2,9 persen," kata Irfan.

Tingkat NPL atau rasio kredit bermasalah BJB turun cukup signifikan dari posisi 4,1 persen di akhir tahun 2014 menjadi 2,9 persen per akhir Desember 2015 lalu. (Baca juga: Kredit Bank BJB Naik 12 Persen)

"Strategi kita di tahun 2015 ke depan kan konsolidasi dan perbaikan, jadi kita lakukan NPL 4,1 persen jadi 2,9 persen. Lumayan itu penurunannya. Sebagian besar penurunan itu dari klaim asuransi khususnya untuk kredit-kredit mikro," tuturnya.

Irfan menambahkan, pihaknya bertekad untuk melanjutkan tren peningkatan kinerja Perseroan di 2016 ini, terlebih dengan kondisi ekonomi yang diperkirakan akan lebih baik dibanding tahun lalu.

Pada 2014, BJB membukukan laba bersih sebesar Rp 1,120 triliun, total aset mencapai Rp 75,8 triliun atau meningkat sebesar 6,9 persen (yoy), Dana Pihak Ketiga (DPK) BJB mencatat total dana nasabah sebesar Rp 57,7 triliun atau meningkat sebesar 15,5 persen (yoy).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement