Rabu 24 Feb 2016 13:08 WIB

Pusat Industri Fesyen akan Dibangun di Kendal

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Pengunjung melihat-lihat produk fesyen industri kecil dan menengah saat pameran JakCloth 2014 Lebaran di Jakarta, Kamis (17/7).(Prayogi/Republika)
Foto: Prayogi/Republika
Pengunjung melihat-lihat produk fesyen industri kecil dan menengah saat pameran JakCloth 2014 Lebaran di Jakarta, Kamis (17/7).(Prayogi/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Chairman PT Jababeka Tbk SD Darmono mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat terobosan yakni membangun kawasan industri khusus tekstil. Hal ini karena dalam bidang tekstil, Indonesia memiliki keunggulan desain dan kreativitas.

"Kami memikirkan untuk mencari ide baru yakni dengan membangun Fashion City supaya bisa menuju ke nilai tambah tinggi berdasarkan kekuatan kita, yakni penduduk yang banyak dan kreativitas desain," ujar Darmono di Jakarta, Rabu (24/2).

Darmono menjelaskan, konsep Fashion City ini nantinya akan terintegrasi penuh mulai dari ketersediaan bahan baku, trading center, logistik, pelatihan tekstil, dan peralatan yang menggunakan teknologi tinggi. Rencananya, Fashion City tersebut akan dibangun di Kawasan Industri Kendal dengan luas lahan sekitar 100 hektar untuk uji coba tahap awal. Jika Fashion City ini berjalan dengan baik, maka bisa dikembangkan ke kawasan industri di wilayah lainnya.

"Untuk Fashion City dengan perkiraan 100 hektar dan fully integrated, maka butuh investasi sekitar Rp.20 triliun," kata Darmono.

Menurut Darmono, sudah saatnya Indonesia tidak lagi menawarkan daya tarik buruh murah kepada investor karena beberapa negara pesaing di sektor tekstil juga melakukan hal yang sama. Saat ini adalah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk menunjukkan kekuatan dalam inovasi dan kreativitas desain. Apalagi, perputaran trend fashion sangat cepat sehingga lebih baik volumenya tidak terlalu tinggi namun memiliki nilai tinggi.

Nantinya, produk-produk yang dihasilkan di Fashion City tersebut digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri terlebih dahulu dan apabila ada sisa produk maka akan diekspor. Darmono mengatakan, nantinya Fashion City ini juga dapat mengandeng usaha kecil menengah (UKM) di sektor tekstil dan produk tekstil (TPT). Untuk mendukung terwujudnya kawasan industri tersebut maka perlu regulasi yang menguntungkan rakyat dan membuka lapangan kerja.

"Kita akan bentuk tim yang terdiri dari Kementerian Perindustrian, pelaku usaha, dan akademisi untuk membahas lebih lanjut usulan tersebut. Jangan sampai  pemerintah bikin regulasi tanpa diskusi ke dunia usaha dan itung-itungannya harus untuk rakyat," kata Darmono.

Darmono mengatakan, saat ini total luas lahan Kawasan Industri Kendal sebesar 2.700 hektar dan ada kemungkinan bertambah. Investasi Kawasan Industri Kendal merupakan joint venture dengan investor Singapura yakni Sembawang Corp sebesar 49 persen dan Jababeka sebesar 51 persen. Menurut Darmono, pemerintah Indonesia menginginkan Fashion City tersebut bisa direalisasikan pada tahun ini tepatnya sebelum Idul Fitri.

Baca juga: Mendag: Industri Fesyen Jadi Titik Cerah Perekonomian Indonesia

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement