Rabu 24 Feb 2016 08:11 WIB

Iran Tolak Pembekuan Produksi Minyak

Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh.
Foto: Reuters/Raheb Homavandi/TIMA
Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh pada Selasa (23/2) menolak kesepakatan pembekuan produksi antara dua produsen utama, Arab Saudi dan Rusia.

"Beberapa negara tetangga telah meningkatkan produksi mereka selama bertahun-tahun menjadi 10 juta barel per hari dan jumlah ekspor, kemudian mengatakan mari kita semua membekukan produksi minyak kita. Mereka membekukan produksi 10 juta barel per hari dan kami membekukan satu juta barel per hari. Ini adalah lelucon yang sangat lucu," kata Zanganeh, dikutip kantor berita ISNA.

Untuk menstabilkan pasar yang kelebihan pasokan, Rusia dan anggota OPEC Arab Saudi, Venezuela dan Qatar pada Selasa mengumumkan mereka telah mencapai kesepakatan awal untuk membekukan produksi pada tingkat Januari, asalkan produsen utama lain mengikutinya.

Berita itu memicu harapan pasar akan stabilisasi setelah harga minyak tenggelam ke pekan lalu karena kelebihan pasokan. Iran, yang memiliki cadangan minyak mentah terbesar kedua di dunia, telah meningkatkan produksinya sejak kesepakatan dengan kekuatan Barat mengakhiri sanksi atas program nuklir kontroversialnya.

Zanganeh, dalam menanggapi pengumuman pembekuan, mengatakan ada ruang untuk diskusi tetapi tidak akan menyerahkan pangsa pasar.

 

Baca juga: Kisah Warga Pedalaman Australia yang Jatuh Cinta Pada Islam

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement