REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Proses pembangunan Kereta Api Cepat Bandung-Jakarta diperkirakan akan membutuhkan sekitar 4.000 tenaga kerja.
"Jadi selama pembangunan kereta cepat nanti ada empat ribu lebih pekerja yang dibutuhkan. Itu untuk yang (pekerja) langsung. Belum lagi untuk yang (pekerja) tidak langsung," ujar Direktur Utama PT Kereta Api Cepat Indonesia China (KCIC) Hanggoro Budi Wiryawan., usai acara sosialiasi Kereta Cepat di Bandung, Kamis (18/2).
Pihaknya yang diberi amanat sebagai pelaksana proyek tersebut menyatakan komitmennya untuk memberdayakan warga di sekitar proyek untuk bekerja dalam pembangunan tersebut. "Kami akan koordinasi dengan koperasi. Karena kan pekerja nanti butuh makan dan tempat tinggal. Tenaga kerja yang bisa dan boleh dari luar itu tingkat expert dan supervisor. Di luar itu wajib dari lokal setempat," tutur Hanggoro.
Oleh karena itu, pihaknya mengimbau kepada para kepala desa yang daerahnya akan dilalui rute Kereta Cepat Bandung-Jakarta akan bisa memberikan data warga yang dapat diberdayakan. "Kami meminta data itu agar tahu mana tenaga kerja yang siap, yang punya skill atau kemampuan dan tidak mana yang perlu di training," kata dia.
Pada kesempatan tersebut para kepala desa dan perwakilan masyarakat dari sejumlah daerah yang terdampak pembangunan kereta api mendengarkan pemaparan dan penjelasan mengenai rencana pembangunan sarana dan prasarana dari PT KCIC.
Menurut dia, pertemuan itu merupakan langkah awal dari PT KCIC yang berkomitmen melaksanakan proyek tersebut harus melibatkan masyarakat sekitar yang daerahnya dilalui proyek tersebut.
"Unsur masyarakat menyampaikan semua aspirasinya, sedangkan kami menyampaikan programnya sehingga seluruh program pembangunan benar-benar bersama melibatkan semua pihak seperti masyarakat," kata dia.