Kamis 11 Feb 2016 09:47 WIB

Asosiasi Perusahaan Korsel Kecam Keputusan Tutup Kaesong

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nur Aini
Kaesong, kompleks industri di Korea Utara
Foto: AP
Kaesong, kompleks industri di Korea Utara

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Keputusan Korea Selatan menutup kompleks kerja sama industri dengan Korea Utara di perbatasan Kaesong membawa reaksi beragam. Asosiasi perusahaan Korsel di Kaesong kecewa dan marah sambil mengecam keputusan tersebut, Kamis (11/2).

Asosiasi menilai keputusan pemerintah tidak bisa dimengerti dan tidak adil. Ketua Ilsung Leports yang memproduksi barang fashion di kompleks, Lee Eun-haeng mengatakan perusahaan-perusahaan ini jadi korban situasi politik.

"Pemerintah harus memberikan kompensasi yang cukup bagi perusahaan dan pasokannya agar bisa bertahan," kata Lee melalui telepon pada AP. Menurutnya, ada ratusan ribu pekerja Korsel dan keluarganya menggantungkan hidup dari penghasilan di Kaesong.

Kini mereka sudah merasakan pengangguran selama sehari semalam. Meski demikian, Lee mengaku tidak punya pilihan selain menerima keputusan demi keamanan nasional.

Kompleks Kaesong merupakan kolaborasi antara teknologi Korsel dengan buruh murah dari Korut. Tahun lalu, 124 perusahaan Korsel mempekerjakan 54 ribu pekerja dari Korut untuk memproduksi barang-barang senilai 500 juta dolar AS.

Kompleks ini juga mengizinkan penduduk dari dua Korea berinteraksi satu sama lain. Makanan Korsel populer bagi penduduk Korut di sana. Kaesong merupakan zona paling membaur kedua Korea.

Pemerintah Korsel dan perusahaan menginvestasikan lebih dari 852 juta dolar AS di sana. Secara geografis, Kaesong adalah bagian dari Korut yang jadi kota terbesar ketiga.  Wilayah ini juga jadi zona yang paling mudah dipolitisasi kedua negara jika ada ketegangan. Pada 2013, Korut memutuskan menarik para pekerjanya selama lima bulan sebagai bentuk protes latihan militer bersama antara Korsel dengan AS.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement