REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pertumbuan perekonomian Indonesia yang menunjukan hasil positif di awal tahun 2016 membuat sejumlah kalangan memprediksi bahwa pertumbuhan ini akan terus menguat hingga semester satu 2016.
Dalam survei konsumen Bank Indonesia (BI), memprediksi bahwa bahwa optimisme konsumen pun akan semakin menguat pada Januari 2016. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Januari 2016 tercatat sebesar 112,6, meningkat 5,1 poin dari bulan sebelumnya. Peningkatan IKK tersebut didorong oleh peningkatan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dan Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) yang tercatat naik masing-masing sebesar 4,4 dan 5,9 poin.
Hasil survei juga menunjukkan bahwa konsumen memperkirakan tekanan kenaikan harga menurun pada April 2016. Indikasi tersebut tercermin dari Indeks Ekspektasi Harga (IEH) 3 bulan mendatang yang turun 2,5 poin menjadi 158,1. Penurunan tekanan kenaikan harga terbesar diperkirakan terjadi pada kelompok perumahan, listrik, gas dan bahan bakar.
Bahkan BI memprediksi untuk kondisi enam bulan mendatang hingga Juli 2016, konsumen memperkirakan kenaikan jumlah tabungan yang lebih tinggi dari bulan sebelumnya. Sementara itu, kenaikan jumlah pinjaman enam bulan yang akan datang diperkirakan lebih rendah dari bulan sebelumnya. Hal in terindentifikasi dari indeks perkiraan jumah tabungan enam bulan mendatang yang nauk sebsar 3,6 poin dari bulan sebelumnya menjadi 12,8. Untuk indeks jumlah pinajamna enam bulan mendatang turun sebesar 2,5 poin dari bulan sebelumnya menjadi 157,0.
Sebelumnya Badan Pusat Statistik (BPS) merilis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 meningkat 4,79 persen dari kuartal 1 hingga kuartal 4. Pertumbuhan ini didasari sejumlah peningkatan realisasi pajak, realisasi belanja pemerintah, maupun penguatan nilai tukar rupiah di akhir tahun.