REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2015 meningkat 4,79 persen dari kuartal 1 hingga kuartal 4. Pertumbuhan ini didasari sejumlah peningkatan realisasi pajak, realisasi belanja pemerintah, maupun penguatan nilai tukar rupiah di akhir tahun.
Menteri Koordinasi Bidang (Menko) Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, pertumbuhan tersebut merupakan dampak dari investasi yang terus masuk ke Indonesia. Investasi tersebut mulai dilakukan untuk beraktivitas, hingga membeli tanah guna usaha.
"Ini yang menambah pada pertumbuhan kita," kata Darmin di kantornya, Jakarta, Jumat (5/2).
Selain investasi, peningkatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) yang digunakan dalam pembelanjaan negara pun mampu mendongkrak pertumbuhan perekonomian di kuartal empat 2015. Meskipun sektor pertanian dan pertambangan masih kurang bagus dan membuat perekonomian sedikit berkurang, tapi hal ini bisa tertutupi dengan invetasi dan APBN.
"Intinya pertumbuhan bagus karena pertumbuhan investasi dan anggaran belanja," kata Darmin.
Untuk pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT), BPS mencatat hanya 4,92 year to year (YoY), sedangkan peningkatan dari kuartal III ke kuartak IV hanya 0,01. Nilai 4,92 disebut paling rendah dari beberapa tahun terakhir yang mampu menembus angka 5.
Namun, menurut Darmin hal ini tidak jadi masalah. Penurunan ke angka 4,92 masih disebut aman. Angka ini pun dipengaruhi pengeluaran belanja masyarakat yang berada di luar Jawa. Karena banyak dari mereka yang bekerja di bidang karet atau kelapa sawit yang harganya masih belum stabil.
"Ya permasalahan ini memang telah ada dari berapa waktu lalu. Orang tidak bisa mempertahankan belanjanya, terutama mereka yang menghasilkan perkebunan," kata Darmin.
Mengenai tingkat kemisknan Indonesia yang diperkirakan meningkat terkait pelemahan perekonomian, Darmin menyebut bahwa hal ini belum bisa diprediksi. Namun, pertumbuhan angka kemiskinan diperkirakan lebih banyak di perkotaan ketimbang di pedesaan.
"Perkotaan malah meningkat atau memburuk. Tapi kita masih harus mempelajari ini di dalamnya seperti apa," kata dia.
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Dinilai Lampaui Ekspektasi