Senin 01 Feb 2016 23:05 WIB

Aktivitas Pemodal Asing Meningkat Dinilai Tanda Positif

Red: Nur Aini
Dirut Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio memberikan keterangan tentang pengaruh teror bom Sarinah terhadap perdagangan IHSG di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/1).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Dirut Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio memberikan keterangan tentang pengaruh teror bom Sarinah terhadap perdagangan IHSG di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (18/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) menilai aktivitas pemodal asing yang mulai meningkat menjadi salah satu tanda positif bagi industri pasar modal domestik ke depan.

"Biasanya, transaksi asing itu hanya sekitar 30-35 persen di pasar saham domestik. Namun, pada pekan kemarin (periode 25-29 Januari 2016) hampir mencapai 44 persen. Yang menarik dilihat pada periode itu, yakni pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) tumbuh 3,55 persen, sementara bursa saham lain hanya sekitar 3,3 persen, bahkan ada yang turun seperti Tiongkok yang terkoreksi 6 persen," ujar Direktur Utama BEI Tito Sulistio di Jakarta, Senin (1/2).

Menurut dia, meningkatnya aktivitas pemodal asing itu seiring dengan nilai tukar rupiah yang relatif stabil di kisaran Rp 13.500,00 per dolar AS, anggaran belanja pemerintah yang mulai terserap di awal tahun, serta harga saham di BEI dengan rasio laba per saham atau price earning ratio (PER) yang juga relatif rendah.

Dalam data BEI, tercatat pada periode 25-29 Januari 2016 pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih atau foreign net buy sebesar Rp 1,58 triliun. "Itu menjadi tanda-tanda yang baik ke depannya bagi pasar modal," kata Tito.

Ia menambahkan bahwa sesuatu yang juga menarik untuk diperhatikan bagi industri pasar modal Indonesia, yakni terbukanya kembali potensi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate).

"Bank Indonesia, Presiden RI Joko Widodo, dan Wakil Presiden Jusuf Kalla kan pernah memberi 'statement' bahwa suku bunga dapat turun," katanya.

Tito mengharapkan faktor-faktor yang positif itu dapat memicu perusahaan domestik masuk ke pasar modal melalui penawaran umum perdana saham (IPO). "Saya cuma bilang bahwa semoga beberapa bulan ke depan dari hasil kerja keras kita melalui edukasi dan sosialisasi yang telah dilakukan serta ditambah dukungan kebijakan dari pemerintah, kita bisa panen emiten, yang berpotensi IPO juga sudah banyak," katanya.

Tito menambahkan bahwa dalam rangka mendorong kinerja industri pasar modal, terutama efek berbasis syariah, BEI akan menyelenggarakan agenda pekan syariah. "Emiten, produk reksa dana, dan broker syariah sudah ada. Itu dasarnya," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement