REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Adaro memperkirakan dalam jangka pendek pasar batubara akan tetap sulit, dan menetapkan panduan produksi bagi pasar yang tetap sama pada rentang 52 Mt sampai 54 Mt untuk tahun 2016. Biaya kas batubara Adaro Energy diperkirakan akan terus menurun menjadi 26 dolar AS per ton sampai 28 dolar AS per ton karena harga minyak terus melemah dan nisbah kupas yang lebih rendah sebesar 4,71x.
Kepala Divisi Komunikasi Perusahaan PT Adaro Energy Tbk Febriati Nadira menyebutkan penjualan E4900 dalam tahun 2015 naik 11 persen dari tahun sebelumnya, sementara penjualan E5000 dan E4000 masing-masing turun 22 persen dan 62 persen dari FY14.
Febriati menyebutkan, sejak kuartal keempat 2015, perusahaan telah mulai menjual produk yang merupakan campuran batubara dari Wara dan Balangan. Produk campuran Wara Balangan ini meningkatkan kualitas produk E4000 yang dihasilkan Wara dan membuka pasar untuk kategori batubara dengan nilai kalori yang lebih rendah. Produk ini, mendapatkan sambutan yang baik dari konsumen perusahaan di Cina dan India.
"Walaupun perusahaan telah melihat beberapa tanggapan terhadap pasokan, terutama berasal dari Indonesia, tanggapan tersebut masih belum memadai untuk mengembalikan keseimbangan pasar," katanya. Febriati menambahkan negara lainnya seperti Australia, Rusia dan Afrika Selatan yang mendapatkan dukungan dari depresiasi nilai mata uang mereka terhadap Dolar AS, terus meningkatkan produksi pada tahun 2015.
Faktor ini, menurutnya, ditambah dengan ketidakpastian dan melemahnya pertumbuhan permintaan dari negara-negara pengkonsumsi batubara yang utama, menyebabkan kondisi kelebihan pasokan masih berlanjut.
Perusahaan, memperkirakan EBITDA FY16 akan mencapai sekitar 450 juta dolar AS sampai 700 juta dolar AS dan mempertahankan belanja modal yang rendah sebesar 75 juta dolar AS sampai 100 juta dolar AS untuk tahun ini. "Perusahaan akan terus melaksanakan langkah-langkah efisiensi di semua lini operasi Grup, meningkatkan produktivitas, menjaga kas dan berhati-hati dalam pengeluaran modal," kata Febriati.