Jumat 29 Jan 2016 10:46 WIB

Reformasi Disetujui, Peta Kekuatan IMF akan Berubah?

Rep: Elba Damhuri/ Red: Nidia Zuraya
Dana Moneter Internasional (IMF)
Foto: www.topnews.in
Dana Moneter Internasional (IMF)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dana Moneter Internasional (IMF) berkeyakinan reformasi tata kelola dan kuota IMF akan memperkuat peran emerging markets dan negara-negara berkembang di lembaga itu. Reformasi IMF yang sudah direncanakan sejak Desember 2010 itu akhirnya disetujui pada pekan ini. 

Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde mengatakan suara dan perwakilan emerging markets maupun negara-negara berkembang di IMF semakin diperkuat. Proses pengambilan keputusan di IMF akan lebih baik dan kemampuan untuk mengantisipasi maupun menjawab tantangan krisis semakin lebih bagus.

"Saya memuji peran anggota IMF dalam meratifikasi reformasi yang benar-benar bersejarah ini," kata Lagarde dalam pernyataannya seperti dikutip situs IMF, Jumat (29/1). 

Lagarde percaya IMF yang lebih modern dan lebih terwakili akan menjamin kemampuan lembaga itu dalam memenuhi kebutuhan para anggotanya di tengah lingkungan global yang terus berubah cepat ini. Ia menegaskan reformasi ini bukan akhir dari upaya para anggota IMF untuk memperkuat tata kelola IMF.

Reformasi kuota dan perwakilan IMF ini, menurut mantan menteri keuangan Prancis itu, menandakan perubahan bersejarah yang memiliki dampak luas ke depannya. Pertama, reformasi ini secara signifikan menambah sumber daya kuota IMF dan kemampuan mereka dalam merespons krisis ekonomi lebih efektif. 

Dengan reformasi ini jumlah kuota 188 negara anggota IMF akan naik menjadi 477 miliar SDR -- special drawing rights (mata uang IMF) atau sekitar 659 miliar dolar AS. Sebelumnya, kuota IMF sebesar 238,5 miliar SDR atau sekitar 329 miliar dolar AS. Artinya, IMF kini memiliki cadangan besar yang bisa digunakan lebih efektif dalam menangani krisis dan persoalan ekonomi lainnya.

Kedua, Lagarde mengatakan reformasi ini akan memperbaiki tata kelola IMF menyusul bertambahnya peran dinamis negara-negara yang sedang tumbuh dan negara-negara berkembang dalam ekonomi global. Lebih dari enam persen kuota yang dimiliki negara-negara ini akan mengubah peran mereka. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement