REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Kepastian siapa yang akan membeli 10,64 persen penawaran saham oleh PT Freeport Indonesia masih digodok pemerintah. Meski belum final, namun sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sudah menyatakan kesiapannya untuk membeli penawaran seharga 1,7 miliar dolar AS tersebut.
Deputi Bidang Usaha Pertambangan, Industri Strategis dan Media, Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno menyebutkan, hingga saat ini sudah ada dua BUMN pertambangan yang menyatakan minat untuk mencaplok saham Freeport, yakni PT Indonesia Aluminium (Inalum) (Persero) dan PT Antam (Persero), Tbk.
Namun, lanjutnya, apabila kedua BUMN itu tidak sanggup atau memiliki kendala pendanaan, maka BUMN pertambangan seperti PT Bukit Asam (Persero), Tbk dan PT Timah (Persero), Tbk siap membantu. Bahkan, Fajar juga menegaskan pendanaan juga akan dibantu oleh sejumlah bank BUMN.
"Menteri (Rini) memang sampaikan kesanggupan Antam dan Inalum. Tapi umpama kurang kuat kita punya yang lain ada PT Bukit Asam, PT Timah dan ada banyak (BUMN) bank," kata Harry.
Ia mengatakan, bahwa pihaknya telah berkirim surat kepada Kementerian Keuangan dan Kementerian Energi Sumber Daya dan Mineral (ESDM) menyatakan kesanggupan BUMN untuk mengambil saham perusahaan tambang asal paman sam itu.
"Tapi kita harus ikuti ketentuan yang berlaku sesuai dengan PP 77 nomor tahun 2014 dimana yang harus memutuskan adalah pemerintah, pemerintah punya waktu 60 hari, setelah itu baru jatuh ke Pemda atau BUMN, sekarang kita sedang koordinasi apa putusan pemerintah,"kata dia.