REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka Tambang Tbk (Antam) mengaku tertarik membeli saham PT Freeport Indonesia (PTFI).
Direktur Utama Antam, Tedy Badrujaman mengatakan, sebagai satu-satunya BUMN yang bergerak di bidang pertambangan emas, Antam memiliki pengalaman yang cukup dalam mengelola pertambangan meski dalam skala yang lebih kecil. "Kami punya tambang yang dalam di Cikotok, Banten dari 1930-an. Ada juga Longkor, Jawa Barat dan Cibaliung," katanya dihadapan Komisi VII DPR, di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Rabu (20/1).
Ia menerangkan, perbedaan antara Freeport dan Antam hanya dalam skalanya saja. Mengenai kemampuan untuk melakukannya, ia optimis keahlian anak bangsa juga tidak kalah mumpuni. "Saya tidak yakin kalau ahli Indonesia tidak mampu," lanjutnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot menjelaskan, Freeport menawarkan sahamnya senilai 1,7 miliar dolar AS, dari nilai keseluruhan saham sebesar 16,2 miliar dolar AS.
"Jadi Freeport telah mengirim surat kepada Menteri ESDM, dan kami telah terima hari kemarin. Mereka telah menawarkan sahamnya yang sesuai dengan kewajiban PP 77 tahun 2014 dimana mereka harus menawarkan 10,64 persen," kata Bambang.
Setelah ini, pemerintah akan melakukan valuasi bersama dengan sejumlah pihak terkait termasuk Kementerian Keuangan dan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memutuskan apakah penawaran saham itu akan ditindaklanjuti oleh pemerintah, BUMN, atau justru akan diambil alih oleh swasta.