Rabu 20 Jan 2016 08:36 WIB

Pembangunan KA Cepat Dinilai Perlu Perhatikan 3 Aspek

Red: Nur Aini
Kereta cepat yang rencananya dibangun untuk jalur Jakarta-Bandung.
Foto: Setkab
Kereta cepat yang rencananya dibangun untuk jalur Jakarta-Bandung.

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Tim Penyusun Amdal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Ilan R Suriadi menyebutkan tiga hal yang harus diutamakan terhadap masyarakat dalam pelaksanaan konstruksi pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.

"Pertama, tidak menambah beban dampak seperti genangan atau terganggunya sistem tata air, banjir, longsor, kebisingan, getaran, dan sistem lalu lintas," kata Ilan dalam Proses Kajian Amdal Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung di Jakarta, Selasa (20/1).

Kedua, ujar dia, memberikan kontribusi positif, antara lain ketenagakerjaan, perekonomian, dan pemberdayaan masyarakat, serta kontribusi lainnya melalui program corporate social responsibility (CSR).

"Yang ketiga, tidak mengganggu aksesibilitas ataupun utilitas," ucap Ilan.

Selain itu, kata Ilan, penggantian lahan dan tanam tumbuh dilakukan secara langsung tanpa perantara sesuai dengan tata ruang dan peraturan yang berlaku. "Masyarakat sekitar juga harus diprioritaskan apabila ingin ambil bagian dalam proyek kereta cepat ini," katanya.

Ia menjelaskan sosialisasi kegiatan sebelum pelaksanaan konstruksi agar masyarakat mendapatkan kejelasan tentang ketenagakerjaan, pembebasan lahan, kompensasi akibat gangguan dan lain-lain.

"Pihak pengelola juga harus memiliki komitmen untuk melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan," ucap Ilan.

Groundbreaking pembangunan jalan kereta cepat Jakarta-Bandung sepanjang 140.900 kilometer (km) beserta empat stasiun dan satu depo pada tanggal 21 Januari 2016. Proyek tersebut dipegang oleh konsorsium Indonesia yang menguasai 60 persen saham dan konsorsium Cina yang memegang 40 persen saham.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement