Rabu 20 Jan 2016 08:25 WIB

IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan Hari Ini

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (7/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Setelah terjadi penguatan di akhir sesi kemarin yang dibarengi harapan akan adanya stimulus dari pemerintahan Cina membuat laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini, Rabu (20/1), secara tren berpeluang melanjutkan penguatan. Hal itu ditambah lagi kondisi bursa saham sekitar yang kini berada di zona hijau.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia (NHKSI), Reza Priyambada, berasumsi perdagangan IHSG hari ini berpotensi menguat, meski nantinya kemungkinan masih diikuti aksi jual bersih asing.

"IHSG diperkirakan berada di support 4.450-4.477, resisten 4.510-4.522," ujarnya, Rabu (20/1).

Ia menjelaskan, kemarin rilis data-data terkait ekonomi Cina mengawali jalannya perdagangan pada IHSG. Menurutnya, data yang dirilis kurang lebih berada di bawah ekspektasi konsensus sehingga membuat IHSG tertekan di awal sesi perdagangan.

"Tetapi, menguatnya IHSG masih sesuai perkiraan kami sebelumnya dimana pelaku pasar mencoba memanfaatkan sentimen ini untuk melakukan aksi beli sehingga IHSG pun ditutup menguat terbatas," kata dia.

Adapun secara teknikal, kata dia, IHSG berada di level bawahnya. Ini berpeluang besar untuk melanjutkan penguatannya dalam jangka pendek.

Melemahnya GDP Cina bila dibandingkan dengan data konsensus masih inline bagi para pelaku pasar sambil berharap akan adanya stimulus dari pemerintahan Cina. Hal itu terbukti, di mana rata-rata laju bursa Asia berada di teritori positif.

"Meski positif namun, terlihat investor asing kembali melakukan net sell," katanya.

Sementara, di akhir penutupan IHSG pun, berkurangnya transaksi jual asing turut didukung penguatan laju rupiah. Meski demikian, asing masih tercatat jual dari jual bersih atau net sell Rp 524,12 miliar menjadi net sell Rp 335,81 miliar.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement