Rabu 20 Jan 2016 07:40 WIB

Pengusaha Masih Takut Terapkan SNI

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Nidia Zuraya
Petugas menunjukkan sejumlah produk yang menyalahi ketentuan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) ketika menggelar jumpa pers di kementerian perdagangan, Jakarta, Selasa (7/7).
Foto: Antara/Reno Esnir
Petugas menunjukkan sejumlah produk yang menyalahi ketentuan Standarisasi Nasional Indonesia (SNI) ketika menggelar jumpa pers di kementerian perdagangan, Jakarta, Selasa (7/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Deputi Bidang Informasi dan Pemasyarakatan Standardisasi Badan Standardisasi Nasional (BSN) Dewi Odjar mengatakan, selama ini masih ada pengusaha yang takut menerapkan Standar Nasional Indonesia (SNI).

"Alasan pengusaha takut menerapkan SNI karena persepsinya soal SNI salah. Mereka menganggap menerapkan SNI itu susah selain itu biaya sertifikasinya  juga mahal, padahal persepsi tersebut salah," katanya, Selasa, (19/1).

Namun sesungguhnya, ujar Dewi, untuk masuk pasar dalam negeri maupun internasional, pasar harus diyakinkan kalau produk yang dibuat aman dan bermutu. Cara meyakinkan pasar dengan diuji produknya sesuai standar keamanan atau tidak,  ramah lingkungan atau tidak.

"Kalau sudah lulus uji maka produknya akan mendapatkan sertifikat. Cara menghadapi ketakutan penerapan SNI ya dengan langsung terjun menghadapi ketakutan itu dengan melaksanakan berbagai ketentuan yang diminta untuk melaksanakan standardisasi."

Dewi meminta pengusaha tidak takut menerapkan SNI sebab pesaing produk Indonesia bukan sesama produk Indonesia sendiri. Namun produk ASEAN juga sudah mulai masuk dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).

"Kita ini bersaing bukan hanya kalau mau ekspor barang. Sekarang sudah banyak barang impor masuk ke Indonesia," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement