Selasa 19 Jan 2016 18:07 WIB

Pemprov Jatim Awasi Pekerja Asing

Tenaga Kerja Asing (ilustrasi)
Foto: wordpress
Tenaga Kerja Asing (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Provinsi Jawa Timur akan mengawasi secara ketat masuknya sejumlah tenaga atau pekerja asing di wilayah setempat, dalam menghadapi pasar Masyarakat Ekonomi Asean (MEA), agar pekerja Tanah Air bisa terserap dan terpakai.

Wakil Gubernur Jawa Timur, Syaifullah Yusuf, menegaskan siap menindak tegas tenaga asing yang masuk tanpa memiliki surat (dokumen) resmi.

"Kami awasi, dan jika perlu kami akan melakukan operasi ke sejumlah lokasi secara besar-besaran untuk menertibkan tenaga kerja asing ilegal ini," kata Syaifullah Yusuf yang akrab dipanggil Gus Ipul usai pembukaan Musda ke VIII Gapensi Jatim di Surabaya, Selasa (19/1).

Ia juga meminta agar masyarakat untuk ikut mengawasi setiap orang asing yang baru masuk ke Jawa Timur dan melaporkannya apabila ada tindakan yang mencurigakan. Gus Ipul mengaku, Pemprov Jatim secara umum tidak antitenaga kerja asing yang masuk ke Jatim, namun tenaga asing tersebut harus memiliki persyaratan yang resmi sesuai aturan yang berlaku.

Ia mendukung langkah rencana Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi dan Kependudukan (Disnakertransduk) Jatim yang bekerja sama dengan pihak kepolisian untuk menindak tenaga asing yang dianggap ilegal.

"Kami tidak menolak adanya tenaga kerja asing di Jatim . Tapi, mereka harus memiliki kemampuan khusus dan yang paling penting, mereka memiliki dokumen resmi dan legal," katanya.

Gus Ipul mengaku ingin suasana ekonomi Jatim tetap kondusif, dengan masuknya MEA dan jangan sampai banyak warga lokal yang terbuang atau menjadi pengangguran karena masuknya tenaga kerja asing.

Kepala Disnakertransduk Jawa Timur Sukardo mencatat ada sebanyak 4.000 pekerja asing di Jawa Timur, dan 60 persennya adalah warga Cina, serta 40 persennya merupakan pekerja asing yang berasal dari Myanmar dan Thailand. Untuk lokasi penyebaran pekerja asing di Jatim, antara lain di berbagai kota industri seperti Gresik, Sidoarjo dan Surabaya.

"Dari total 4.000 pekerja asing yang telah tercatat, 45 persen bekerja di bidang industri, 55 persen lainnya kebanyakan bekerja sebagai guru, perawat dan dokter," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement