REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan neraca perdagangan Indonesia pada 2015 mengalami surplus 7,51 miliar dolar AS. Surplus ini mengakhiri rentetan defisit yang terjadi sejak 2012.
Kepala BPS Suryamin menjelaskan, neraca perdagangan Indonesia pada 2012 tercatat defisit 1,66 miliar dolar AS. Defisit berlanjut di 2013 sebesar 4,07 miliar dolar AS. Sedangkan tahun 2014 defisit 2,19 miliar dolar AS.
"Jadi, dalam empat tahun terakhir, kinerja perdagangan 2015 paling tinggi," kata Suryamin di kantor BPS, Jumat (15/1).
Suryamin mengatakan, kinerja ekspor dan impor sebenarnya sama-sama mengalami penurunan pada tahun lalu. Namun, penurunan impor lebih besar ketimbang ekspor.
Kinerja ekspor mencapai 150,2 miliar dolar AS atau turun 14,62 persen. Sedangkan nilai impor mencapai 142,74 miliar dolar AS atau turun 19,89 persen.
Baca juga: Neraca Perdagangan RI Surplus 7,51 Miliar Dolar AS