Senin 11 Jan 2016 19:16 WIB

BI Rate Berpotensi Dipangkas 75 Basis Poin Sepanjang 2016

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja melintas pada kantor Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/12).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pekerja melintas pada kantor Bank Indonesia, Jakarta, Jumat (18/12).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Potensi pelonggaran kebijakan moneter diperkirakan semakin kuat pada tahun ini. Bank Indonesia diproyeksikan masih berpotensi untuk menurunkan suku bunga acuan (BI Rate) sebesar 75 basis poin (0,75 persen) sepanjang tahun 2016. Saat ini, suku bunga acuan Bank Indonesia ditetapkan sebesar 7,5 persen.

Ekonom sekaligus Direktur Penelitian KENTA Institute, Eric Sugandi, mengatakan, BI rate pada akhir tahun 2016 akan di level 6,75 persen, lebih rendah dari perkiraan sebesar 7 persen.

“Pekan ini akan dipangkas 0,25 persen, karena timing-nya masih bagus untuk dipangkas,” kata dia dalam paparan Indonesia’s Outlook 2016 di Jakarta, Senin (11/1).

Menurutnya, penurunan sebesar 75 basis poin tidak terlalu besar jika dibandingkan posisi BI rate pada tahun 2013 yang menyentuh 5,75 persen.

Eric menjelaskan, penurunan BI rate tahun ini akan dilakukan secara bertahap, tidak langsung berurutan menurunkan 25 basis poin. Di kuartal pertama tahun ini, pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada 14 Januari 2016 ini ada ruang penurunan BI rate sebesar 0,25 persen.

Dia menyebutkan, indikator yang dilihat BI dalam pelonggaran kebijakan moneter antara lain nilai tukar rupiah yang masih stabil di bawah Rp 14.000 per dolar AS, inflasi yang terkendali di level 3,35 persen pada akhir tahun 2015, serta defisit transaksi berjalan (CAD) yang terkendali di bawah 2 persen dari PDB.

Selanjutnya, pada kuartal kedua, BI akan memangkas lagi 25 basis poin pada April. Sebab, bulan Maret-April merupakan waktu panen sehingga inflasi cenderung rendah. Jika pemerintah bisa menggenjot pembangunan infrastruktur, seharusnya ada sentimen positif terhadap nilai tukar rupiah.

Terakhir, pelonggaran moneter akan dilakukan pada kuartal keempat tahun ini. Jika ekonomi Indonesia tumbuhnya lebih baik dari 2015, lanjutnya, BI punya ruang memangkas BI rate. Apalagi, inflasi di akhir tahun 2016 diperkirakan sebesar 4,5 persen, masih dalam koridor BI. Selain itu, CAD diperkirakan di kisaran 2 persen, masih menunjang pertumbuhan.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement