REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Keinginan Indonesia untuk mengembangkan potensi wisata halal mendapatkan sambutan positif dari kalangan pelaku bisnis perhotelan. Namun agar dapat bersaing dengan negara lain, kondisi infrastruktur wisata halal di Indonesia perlu dibenahi.
Country Director Indonesia Nida Rooms Anna E Dartania mengatakan wisata halal perlu ditopang oleh kesiapan industri perhotelan, baik hotel mewah maupun ekonomis. Hotel dinilainya sebagai fasiltas pendukung yang sangat vital di industri pariwisata. "Di Indonesia, banyak sekali berdiri hotel. Namun, ini perlu dibenahi agar sesuai dengan konsep wisata halal," ujar dia di Jakarta, baru-baru ini.
Anna menyoroti kesiapan di kalangan hotel ekonomis untuk menyambut wisata halal. Hotel-hotel ekonomis yang jumlahnya sangat banyak perlu dibenahi agar sesuai dengan syariah. Dikarenakan, wisatawan yang datang ke Indonesia tak selalu ingin tinggal di hotel mewah. "Hotel ekonomis ini perlu dibenahi dari sisi citra dan kualitas layanan," kata dia.
Citra yang melekat di hotel-hotel ekonomis, Anna mengakui, masih belum baik. Masih ada citra negatif yang membuntuti hotel-hotel ekonomis. Belum lagi soal kualitas layanan yang harus dijaga.
Tak hanya itu, Anna menyatakan, banyak pelaku bisnis di perhotelan yang hanya memikirkan pendapatan. Pelaku hanya mementingkan agar hotelnya cepat terisi. Padahal bisnis perhotelan ini mesti didisain untuk jangka panjang. "Agar bisnis ini berkelanjutan, para pengusahanya perlu peduli, teredukasi, dan memiliki kriteria halal," ucap dia.