Kamis 07 Jan 2016 03:17 WIB

Bank Syariah Siapkan Tambahan Modal

Rep: Fuji Pratiwi/ Red: Nur Aini
Bank BTPN Syariah
Foto: ekonomisyariah.info
Bank BTPN Syariah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BTPN Syariah dan BJB Syariah menanggapi permintaan Bank Indonesia kepada perbankan untuk menaikkan modal saat kondisi ekonomi sedang baik. Keduanya mengaku memiliki modal cukup.

Direktur Utama BTPN Syariah Hary A Sukadis menyampaikan, BTPN Syariah baru menerima tambahan modal dari pemegang saham di 2015 yang membuat mereka masuk sebagai bank BUKU II. Tahun ini, BTPN Syariah belum berencana penambahan modal baru. Rasio kecukupan modal (CAR) BTPN Syariah di akhir 2015 sekitar 21-22 persen setelah memperhitungkan risiko operasional.

Direktur Operasional BJB Syariah Hamara Adam mengatakan BJB Syariah sudah menerima tambahan modal dari induk sebesar Rp  400 miliar yang secara formal akan diserahkan Maret mendatang. Dengan begitu, BJB Syariah juga sudah sudah masuk BUKU II dengan modal menjadi sekitar Rp 1 triliun. ''Sebelum BI mengimbau, kami sudah antisipasi,'' kata Hamara, Rabu (6/1).

Mengingat kondisi 2016 masih belum pasti, penambahan modal BJB Syariah juga sekaligus sebagai penyangga salah satunya jika terjadi perburukan kualitas aset. Dengan tambahan modal dari induk, rasio kecukupan modal atau CAR BJB Syariah berada di level 22,5 persen. Dengan rencana bisnis yang sudah terukur serta target sesuai RBB, BJB Syariah berharap modal bisa mencukupi untuk dua tiga tahun ke depan. Kebutuhan penambahan modal jika dibutuhkan akan tergantung kebijakan pemegang saham.

 

Ekspansi BJB Syariah tahun ini kemungkinan bisa 15-30 persen dari akhir 2015. Karena belum besar, ekspansi BJB Syariah bisa lebih besar dari rata-rata industri. Kinerja BJB Syariah sepanjang 2015 lalu diakui Hamara masih baik.

Restu OJK untuk menjalankan layanan keuangan syariah host to host dengan induk BJB yang akan segera diluncurkan juga diharapkan bisa menambah dana murah (CASA). ''Ini juga dukungan induk terjadap anak utuk bisa menambah CASA,'' kata Hamara.

Presiden Direktur Karim Consulting Indonesia Adiwarman Karim mengatakan, tambahan modal yang diminta BI kepada perbankan termasuk bank syariah sudah disiapkan lama untuk mengikuti ketentuan Basel.  Meski masih kecil, ia yakin bank syariah menyanggupi jika diminta menambah modal. ''Bank syariah masih bisa mengejar,'' kata dia.

Bank sentral meminta perbankan membentuk tambahan modal antara nol hingga 2,5 persen dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) bank untuk mengantisipasi kerugian dari pertumbuhan pembiayaan yang berlebihan (countercyclical buffer). Namun mengingat perlambatan ekonomi Indonesia, mulai 1 Januari 2016 BI menetapkan countercyclical buffer sebesar nol persen.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement