REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan beras impor hanya cadangan. Beras tersebut baru akan didistribusikan jika stok beras dalam negeri tidak mencukupi.
"Beras impor itu hanya untuk cadangan saja, seperti pemain bola, jika tim utama tidak sanggup, maka tim cadangan yang akan bermain," kata Amran selepas meninjau kegiatan Operasi Pasar Kementerian Pertanian dan Badan Urusan Logistik (Bulog) di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Rabu (6/1).
Bahkan Amran menjamin beras impor itu tidak perlu digunakan karena saat ini stok beras nasional masih aman di kisaran 1,2 juta ton. Bahkan akan ada tambahan beras sebesar 3,5 juta ton dari panen di bulan Februari mendatang.
"Sampai saat ini kita belum menggunakan beras impor meski el-nino kemarin mencatatkan sejarah sebagai yang terlama. Mudah-mudahan tidak perlu lagi pakai beras impor, terlebih pada Februari mendatang akan ada panen 1 juta hektare yang artinya ada 6 juta ton yang dipanen dan di antaranya beras sebesar 3,5 juta ton pada saat itu," ujar dia.
Setelah masa panen raya yang diprediksi akan terjadi pada bula Maret di beberapa daerah seperti Jawa, Sumatera dan Sulawesi, Amran mengatakan akan melakukan langkah-langkah tertentu untuk meningkatkan produksi pertanian.
"Nanti setelah panen raya kita akan lakukan beberapa langkah antara lain mencetak sawah baru, mendistribusikan alat mesin pertanian (Alsintan) dan benih gratis bagi petani," ujar dia.
Kementerian pertanian pada 2016 ini telah merencanakan untuk mencetak sawah baru di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi sebanyak 200 hektare, pendistribusian Alsintan sebanyak 100 ribu unit, pengadaan sapi indukan, embung dengan nilai Rp400 miliar dan pendistribusian benih gratis bagi 2-3 juta hektare lahan milik petani.