REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Investasi di sektor minyak dan gas, khususnya untuk kegiatan eksplorasi mengalami penurunan sepanjang 2015 kemarin. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas (SKK Migas) menyebutkan, penurunan investasi migas ini adalah imbas dari anjloknya harga minyak mentah selama satu tahun belakangan.
Kepala SKK migas Amien Sunaryadi mengatakan, posisi harga minyak dunia pada awal tahun 2016 ini menyentuh 37,3 per barel. Kondisi ini perpanjangan dari situasi tahun lalu yang menyebabkan minat investor berkurang.
"Ini kurang menggembirakan bagi SKK Migas Tapi ini fakta yang hrus dihadapi SKK Migas, maupun pelaku bisnis di industri hulu migas. Dampak penurunan harga minyak mentah ini penurunan investasi hulu migas," kata Amien kepada media, Selasa (5/1).
Amien menambahkan, kondisi ini sebetulnya terjadi di hampir seluruh perusahaan minyak internasional dan nasional yang mengurangi investasi dan pengeluaran biaya-biaya lainnya. Bahkan, secara global pengurangan investasi mencapai 20,3 persen.
"Secara global ini signifikan sekali," kata dia.
Amien menyebutkan, posisi wilayah kerja (WK) migas baik yang konvensional maupun non konvensional pada 2015 mencapai 314 WK, dengan rincian 84 WK pada wilayah produksi atau eksploitasi, dan 230 WK lainnya pada wilayah eksplorasi. Namun, seiring dengan turunnya harga minyak dunia tersebut otomatis kegiatan eksplorasi juga ikut menurun. Meski begitu, Amien menegaskan sepanjang 2015 tidak terjadi pemutusan kontrak kerja bagi pekerja di sektor migas.
"Jadi dari jumlah WK itu, maka Indonesia masih banyak yang posisi ekspolorasi. Jika dilihat di data harga minyak dunia tadi, dengan turunnya harga minyak dunia maka kegiatan eksplorasi juga menurun," ujar dia.