Senin 04 Jan 2016 22:21 WIB

Kementan Turunkan Tim Periksa Pupuk Kakao Palsu

Kakao
Kakao

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --- Kementerian Pertanian (Kementan) akan menurunkan tim untuk mengusut dugaan pupuk NPK Gernas Kakao palsu yang beredar di wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel).

“Paling lambat minggu kedua bulan ini tim Inspektorat Jenderal (Irjen) Pertanian akan turun ke lapangan,” kata Irjen Kementan Justan Riduan Siahaan kepada wartawan usai menyaksikan penandatangan kontrak pengadaan barang dan jasa tahun 2016, di Kementan, Jakarta, Senin (4/1).

Dia menjelaskan, berdasarkan informasi yang diterima dari lapangan, pupuk NPK yang disalurkan pemerintah melalui program Gerakan Peningkatan Mutu dan Produksi Nasional (Gernas Kakao) ke sejumlah petani di Sulawesi Selatan (Sulsel) diduga pupuk palsu dengan kualitas rendah. Misalnya, di Kabupaten Luwu, Sulsel petani yang menerima pupuk bantuan tersebut merasa ragu menggunakannya karena pupuk warna tanah setelah dites dengan air ternyata tidak larut. Cirri seperti itu mendekati cirri pupuk palsu.

“Pupuk yang warna tanah tidak larut dalam air,” kata salah seorang pengurus Kelompok Tani Suka Makmur 1, Desa Kamanre, Kecamatan Kamanre, Kabupaten Luwuk, Sulsel, seperti dikutip Antara.

Menurut dia, pupuk tersebut sudah dibagikannya kepada anggota kelompok tani yang dipimpinnya. Padahal, kalau pupuk tersebut palsu justru, maka akan merusak tanaman dan tidak menyuburkan tanaman kakao sama sekali. “Kami berharap pemerinta pusat segera turun ke lapangan untuk memeriksa pupuk tersebut serta melihat dampak pupuk yang kami gunakan ini terhadap tanaman kakao,” tegasnya.

Hal yang sama juga ditemukan di Kabupaten Bone, Sulsel. Petani kakao yang menerima bantuan pupuk tidak mau menggunakan pupuk tersebut karena diduga palsu. Pengurus Kelompok Tani di Desa Tadangpalie, Kecamatan Ulaweng, Kabupaten Bone mengatakan, kelompok taninya mendapatkan bantuan pupuk NPK untuk kakao sekitar 10 ton. Pupuk tersebut, katanya, diterima beberapa hari terakhir dalam bentuk karung yang disegel.

“Saya tidak berani pakai karena pupuk ini berbeda, terlihat seperti tanah, baunya juga seperti tanah. Jika  tidak percaya rumah saya masih ada 10 sak pupuk. Belum saya pakai,” kata dia. Menurut dia, selama ini pupuk NPK bantuan untuk tanaman kakao yang diterima kelompok tani bentuk seperti biji kacang ijo yang padat, tapi sekarang berbentuk seperti tanah yang dibulat kecilkan.

Justan mengakui sudah menerima laporan mengenai pupuk NPK untuk kegiatan Gernas Kakao. “Yang saya tahu ada tiga provinsi yang bermasalah. Salah satunya memang di Sulsel,” tegasnya.

Dia pun menerangkan, tindakan yang akan dilakukan antara lain sanksi administratif. “Saya sudah menyetop salah satu kontrak pengadaan pupuk ini. Satu lagi sedang kami evaluasi,” ujar Justan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement