REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Bank Indonesia (BI) menilai penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) akan mendorong terkendalinya inflasi sesuai target. Gubernur BI Agus Martowardojo, menyebutkan target inflasi pada 2016 di kisaran 4 persen plus minus 1 persen.
“Dari sisi daya beli khususnya nanti ketika tanggal 5 Januari 2016 ada penyesuaian harga BBM itu akan baik sekali,” kata Agus di gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/1).
Pemerintah akan menurunkan harga BBM yang akan mulai aktif diberlakukan pada 5 Januari 2016. Harga BBM jenis Premium diturunkan menjadi Rp 7.150 per liter dari semula Rp 7.300 per liter. sedangkan harga BBM jenis solar diturunkan menjadi Rp 5.950 per liter dari sebelumnya Rp 6.700 per liter.
Harga BBM jenis Pertalite dari Rp 8.150 per liter menjadi Rp 7.950 per liter. Sementara harga BBM non subsidi jenis Pertamax diturunkan dari Rp 8.650 per liter menjadi Rp 8.450 per liter.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan inflasi pada Desember 2015 sebesar 0,96 persen (mtm). Sedangkan secara keseluruhan tahun 2015, inflasi tercatat sebesar 3,35 persen (yoy). Inflasi tersebut jauh di bawah target yang ditetapkan pemerintah sebesar 5,0 persen dalam APBN-P 2015.
Di samping itu, pembangunan infrastruktur pada 2016 akan mendukung perbaikan ekonomi nasional. Menurutnya, pada 2015 sumber-sumber pertumbuhan ekonomi ditopang oleh pengeluaran pemerintah, sektor infrastruktur dan konsumsi masyarakat.
“Dan kita tahu seperti apa yang disampaikan Pak Presiden Joko Widodo, kementerian-kementerian khususnya yang berkaitan dengan pengembangan infrastruktur itu sudah melakukan tender untuk melakukan realisasi anggaran 2016. Kita harapkan di awal 2016 sudah akan ada realisasi anggaran pemerintah,” jelas Agus.
Baca juga: Ini Penyebab Jumlah Orang Miskin di Indonesia Turun