REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Para produsen minyak akan semakin menderita pada 2016 karena harga akan semakin tertekan pada harga paling rendah. Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Eksekutif BP Bob Dudley.
"Titik yang rendah bisa terjadi pada triwulan pertama," kata Dudley kepada radio BBC, Sabtu (2/1). Harga minyak sudah jatuh 34 persen pada 2015 akibat kelebihan pasokan yang lama dan melambatnya perekonomian Tiongkok yang haus energi.
Dudley memprediksi harga akan stabil pada akhir 2016, namun akan tetap rendah untuk masa berikutnya. "Harga akan tetap rendah untuk jangka waktu lama, kami sudah mengatakan hal ini dan saya kira kita berada di level ini untuk beberapa tahun," kata Dudley.
Harga khususnya jatuh sejak 4 Desember manakala negara-negara OPEC memutuskan membatasi produksi. Keprihatian kelebihan pasokan akan semakin dalam setelah bulan lalu Kongres AS mengakhiri larangan ekspor minyak mentah yang sudah diterapkan selama 40 tahun oleh negara itu.