Jumat 01 Jan 2016 15:45 WIB

Pabrik Sagu Terbesar di Indonesia Resmi Beroperasi

Dua orang pekerja tengah memotong pohon sagu
Dua orang pekerja tengah memotong pohon sagu

REPUBLIKA.CO.ID, KAIS -- Pabrik Sagu terbesar di Indonesia milik Perum Perhutani yang berada di daerah Kais, Papua Barat, resmi beroperasi per tanggal 1 Januari 2016.

Direktur Utama Perum Perhutani Mustoha Iskandar di Kais, Papua Barat, Jumat, mengatakan potensi sagu alami di Papua sangat besar, dengan kualitas bagus jenis sagu raja, serta mampu menghasilkan sebanyak 900 kg tepung sagu per batangnya.

Total investasi Pabrik Sagu di Kais sebesar Rp 150 miliar, dengan pekerja sebanyak 40 orang penduduk lokal di pabrik dan sekitar 600 orang di lahan sagu untuk memasok tual. Dari total investasi tersebut, akan mampu memberi pemasukan Perhutani dengan target Rp 100 miliar per tahun dan juga memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar.

Pada saat ini harga tepung sagu di Pulau Jawa sebesar Rp 6.800 per kilogram, tentu saja akan diprediksi terus meningkat seiring bertambahnya permintaan tepung sagu. Namun, saat ini pabrik masih menggunakan dua genset dengan kapasitas 1000 kva dan 800 kva. Untuk mengalirkan daya tersebut membutuhkan bahan bakar sebanyak 9.000 liter solar per hari.

Hasil sagu olahan pabrik tersebut nantinya akan dipasarkan oleh Perhutani ke wilayah Papua, Jakarta, Cirebon, Semarang, Surabaya dan Medan. Sedangkan target pasar luar negeri akan dikirimkan ke Jepang, Korea, Thailand dan Cina.

Provinsi Papua memiliki potensi sebanyak 8 juta ton sagu alami (tumbuh tanpa dirawat petani) yang belum dimanfaatkan untuk diolah sebagai makanan pokok ataupun tepung.

Presiden Joko Widodo juga turut hadir di Pabrik Sagu Kais, untuk meninjau operasional pabrik tersebut. Ia berharap pabrik sagu tersebut mampu memberi dampak yang baik bagi lingkungan terutama dampak ekonomi.

Dengan adanya pabrik sagu tersebut, per gelondongnya akan dipasok kepada pabrik dengan harga Rp 9.000 per gelondong, sehingga masyarakat Kais tidak perlu jauh mengirim ke Pasar Sorong yang jaraknya bisa memakan waktu satu minggu sekali jalan dengan menggunakan perahu dayung.

 

Baca juga: Investor Pertanyakan Rencana Pemerintah Bubarkan BP Batam

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement