REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC) berencana untuk mengembangkan bisnis properti berbasis gaya hidup (lifestyle). Pertimbangannya, bisnis gaya hidup dianggap menjanjikan.
"Kami sudah melakukan beberapa kali rapat rencana jangka panjang untuk mengembangkan bisnis lifestyle tadi dan bisnis properti residensial dengan menyediakan perumahan bagi karyawan," ujar Direktur Utama PT KIEC, Tb Dony Sugihmukti, dalam keterangannya.
Segmen lifestyle atau bisnis komersial, kata dia, merupakan satu di antara tiga bisnis utama perusahaan. Bisnis ini meliputi hotel, sarana olah raga, termasuk di dalamnya lapangan golf, dan rekreasi lainnya.
Di bidang ini, KIEC mengelola Hotel The Royale Krakatau dengan kapasitas 168 kamar ditambah convention hall, lapangan golf 18 hole, kolam berukuran olympic dan kolam renang dengan aneka permainan (water world), Krakatau Sport Club (lapangan futsal, badminton, basket dan billiard), serta sewa perkantoran di Jakarta dan Cilegon.
Sementara dua bisnis utama lainnya yakni pengembangan kawasan industri dan bisnis pendukungnya serta bisnis pengembangan residensial. Dalam bidang properti industri, KIEC menjual dan menyewakan kavling industri (kawasan industri I dan II) yang dilengkapi dengan infrastruktur jalan dan utility berupa air industri, listrik dan gas. KIEC juga menyewakan bangunan pabrik siap pakai (standard factory building) dan gudang.
SFB terletak di kawasan industri I. Sedangkan gudang terletak di CM I, kawasan industri I, dan kawasan industri II. Karena stok lahan industri semakin terbatas, KIEC juga telah dan akan mengembangkan kawasan industri baru (kawasan industri III) di lokasi yang terpisah dari kawasan industri yang sudah ada.
Sedangkan di bidang properti residensial, KIEC telah membangun perumahan untuk umum yaitu Pejaten Mas Estat seluas 14 hektare dan Bumi Rakata Asri seluas 20 hektare. Pengelolaan dua perumahan ini dilakukan oleh anak perusahaan KIEC yaitu PT Rakata Realtindo.
Saat ini, lanjut dia, mayoritas reveue perusahaan berasal dari kawasan industri, yakni lebih dari 90 persen. Di segmen ini, tantangan yang dihadapi perusahaan yakni lahan yang sudah terbatas, sementara perusahaan perlu untuk mempertimbangkan kesinambungan, terutama growth.
Mengantisipasi hal itu, papar dia, bersama dengan PT Krakatau Steel sebagai perusahaan induk, KIEC sudah melakukan perencanaan dan pembebasan lahan 500 hektare di daerah Kosambi Ronyok dan Grogolindai untuk kawasan ketiga. "Untuk kawasan I kita punya 550 hektare, kawasan II 80 hektare dan kawasan III 500 hektare," tambah Dony.
Menurutnya, yang pertama kali dilakukan dalam mengembangkan perusahaan adalah sumber daya manusia dan sistem yang kredibel. Dengan dua hal itu, maka bisnis akan menjadi mudah. "Target pendapatan 2016? Saya optimistis pada 2016 KIEC lebih baik lagi, karena kami memiliki SDM berkarakter yang memiliki passion tinggi dan bekerja keras," ungkap dia.