REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Jelang perayaan Natal dan tahun baru 2016, Densus 88 Anti Teror Mabes Polri mengamankan sembilan orang terduga teroris. Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengatakan, sembilan orang tersebut diamankan karena diduga akan melakukan aksi teror.
"Ada beberapa tempat yang kita lakukan penangkapan mulai dari tanggal 18, 19, 20 Desember. Ada sembilan orang yang kita tangkap," kata Badrodin usai menghadiri sebuah acara di Medan, Ahad (20/12) malam.
Badrodin menyebutkan, penangkapan tersebut dilakukan di lima wilayah berbeda, yakni Cilacap (Jawa Barat), Tasikmalaya (Jabar), Sukoharjo (Jateng), Mojokerto (Jatim), dan Gresik (Jatim). Saat ditanya, apakah kelompok tersebut akan menjalankan aksinya saat Natal dan malam tahun baru, Badrodin mengaku belum dapat memastikan.
"Yang jelas dia akan melakukan aksinya pada bulan Desember ini di beberapa tempat. Memang secara eksplisit tidak disebutkan. Tapi kemungkinan besar di Jateng," ujarnya.
Densus 88 Anti Teror Mabes Polri menangkap terduga teroris BD alias AJ di Carikan, Sukoharjo, Jateng, Sabtu (19/12). BD yang diamankan bersama barang bukti (BB) berupa sejumlah barang peledak, diangkut ke Mabes Polri. Barang yang diduga bahan peledak tersebut ditemukan di rumahnya.
Kapolres Sukoharjo, AKBP Andy Rifai, membenarkan penangkapan pelaku terduga teroris tersebut. Ia menyebutkan, tindak penangkapan dilakukan tim detasemen khusus sekitar pukul 07.15 WIB.
Setelah melakukan penggerebekan di Sukoharjo, Jateng, Densus 88 kembali menggerebek dua rumah masing-masing di Balongsari, Magersari dan di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Dua lokasi tersebut diduga menjadi tempat para terduga teroris. Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Maryoko pun membenarkan adanya penggerebekan tersebut. "Memang benar ada penggerebekan itu," kata Maryoko, Ahad (20/12).