REPUBLIKA.CO.ID,SEMARANG -- Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Wilayah V Jawa Tengah-DIY menyatakan perbankan tidak bisa menyentuh seluruh kalangan masyarakat. Hal ini membuat bank membutuhkan lembaga lain untuk menyentuh semua lapisan masyarakat.
"Salah satunya untuk sektor syariah, tidak semua perbankan bisa menyentuh level masyarakat muslim di Jawa Tengah," kata Deputi BI Kanwil V Jateng-DIY Ananda Pulungan di Semarang, Rabu (16/12).
Menurutnya, perbankan membutuhkan peran dari lembaga keuangan lain salah satunya Baitul Mal wat Tamwil (BMT) untuk memasyarakat keuangan syariah ini. "Pemahaman masyarakat mengenai sistem perbankan syariah masih perlu ditingkatkan lagi, salah satunya melalui sosialisasi yang dilakukan lembaga keuangan," katanya.
Dia mengakui, di satu sisi pemahaman masyarakat terkait keuangan syariah masih terbatas. Di sisi lain, upaya perbankan syariah untuk melakukan sosialisasi belum optimal. "Tetapi potensi pasarnya sangat besar mengingat sebagian besar masyarakat di Indonesia salah satunya di Jawa Tengah adalah muslim," katanya.
Menurut dia, tidak dapat dipungkiri hingga saat ini masyarakat masih membandingkan antara lembaga keuangan syariah dengan konvensional salah satunya dari sisi bunga. "Kalau menabung berapa imbalannya, masyarakat masih banyak membandingkan hal-hal tersebut," katanya.
Ia berharap, dengan terus dilakukannya sosialisasi tersebut pangsa pasar keuangan syariah di Jawa Tengah semakin meningkat. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, pangsa pasar keuangan syariah hingga saat ini masih di kisaran enam persen. "Diharapkan dengan adanya sosialisasi ini pangsa pasar keuangan syariah di Jawa Tengah bisa bertambah antara 1-2 persen untuk tahun depan," katanya.