Selasa 01 Dec 2015 21:24 WIB

Minat Investasi 2016 Masih Tumbuh

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berbicara saat menggelar keterangan pers realisasi investasi Triwulan II Tahun 2015 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (27/7).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani berbicara saat menggelar keterangan pers realisasi investasi Triwulan II Tahun 2015 di Kantor BKPM, Jakarta, Senin (27/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani mengatakan, minat investasi pada 2016 diperkirakan masih tumbuh mencapai 16 persen. Pertumbuhan minat investasi tersebut muncul karena adanya optimisme investor terhadap kemudahan regulasi di Indonesia. 

“Internal makro ekonomi pada 2015 menunjukkan tren yang positif, selain itu pertumbuhan ekonomi juga membaik dengan indeks keyakinan konsumen dan indeks tendensi bisnis meningkat, sehingga kami optimis pada 2016 investasi masih tumbuh positif," ujar Franky di Jakarta, Selasa (1/12).

Franky menjelaskan, salah satu pondasi optimisme pertumbuhan minat investasi yakni meningkatnya capaian kinerja investasi. Pada Januari-September 2015 realisasi investasi mencapai Rp 400 triliun. 

(Baca Juga: Realisasi Investasi Pertanian Rp 18,1 Triliun).

Dengan jumlah tersebut maka realisasi pada 2015 sudah tercapai sebesar 77 persen dari target yakni Rp 519,5 triliun. Franky memproyeksi hingga akhir tahun ini realisasi investasi diperkirakan mencapai 105 persen dari target atau Rp 545 triliun.

Menurutnya, pada 2016 BKPM akan memfokuskan berbagai program untuk menjaga tren positif pertumbuhan investasi. Program tersebut di antaranya melanjutkan kemudahan investasi, khususnya bagi sektor manufaktur melalui Izin Investasi Izin Konstruksi di Kawasan Industri. Selain itu, memberikan kemudahan status perusahaan dalam kawasan berikat (PDKB), dan diskon pajak untuk industri padat karya.

Menurut Franky, diharapkan kontribusi industri manufaktur pada 2016 bisa meningkat sampai 54 persen. Untuk meningkatkan kontribusi tersebut BKPM akan terus mendorong realisasi di sektor prioritas investasi, yakni industri orientasi ekspor, padat karya yg orientasi ekspor, substitusi impor, hilirisasi, pertanian, maritim, dan pariwisata. 

“Kami juga akan mengawal proyek investasi yang sedang konstruksi khususnya dari sektor manufaktur," kata Franky. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement