REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat laju inflasi pada November 2015 sebesar 0,21 persen. Menurut BPS, inflasi November disebabkan kenaikan harga beras dan daging ayam ras.
"Komoditas penyumbang inflasi adalah beras dan daging ayam ras yang sedikit mengalami kenaikan harga," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/12).
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan menyumbang inflasi adalah beras, daging ayam ras, rokok kretek filter, telur ayam ras, buncis, kacang panjang, tomat sayur dan tomat buah.
Sedangkan komoditas yang menahan inflasi dan mengalami penurunan harga adalah emas perhiasan, ikan segar, kangkung, minyak goreng dan bensin jenis Pertamax.
Dari 82 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), tercatat 69 kota mengalami inflasi dan 13 kota tercatat deflasi, dengan inflasi tinggi terjadi di Merauke 2,35 persen dan terendah di Ternate 0,02 persen."Penyebab terjadinya inflasi di Merauke diantaranya adalah naiknya upah tukang bukan mandor dan harga rokok," ujar Sasmito.
Sementara, salah satu kota yang menjadi penyumbang deflasi pada November adalah Pangkal Pinang yaitu 1,02 persen yang dipicu oleh turunnya harga ikan segar.