Senin 30 Nov 2015 23:03 WIB

Pengamat: Pencairan PMN Harus Selektif

Rep: Satria K Yudha/ Red: Maman Sudiaman
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Pertumbuhan Ekonomi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Ahmad Heri Firdaus menyarankan pemerintah untuk lebih selektif dalam mencairkan penyertaan modal negara (PMN) kepada BUMN. PMN yang dicairkan sebaiknya hanya untuk sektor yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.

"Harus ada prioritas pencairan PMN mengingat anjloknya kinerja penerimaan negara pada tahun ini," kata Heri kepada Republika.co.id, Senin (30/11).

Dia mengatakan, prioritas pencairan PMN bisa diberikan kepada BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur, sektor riil, atau yang mampu mendorong ekspor. Pokoknya, kata dia, suntikan modal yang akan diberikan kepada suatu BUMN harus yang benar-benar memiliki multiplier effect terhadap perekonomian Indonesia.

Heri menambahkan, pencairan PMN harus selektif karena dananya berasal dari utang. Kalau pemerintah memaksakan untuk mencairkan seluruh PMN, maka konsekuensinya utang negara akan bertambah banyak. Sedangkan, kinerja penerimaan negara masih anjlok yang menyebabkan defisit anggaran melebar. (Baca juga: Penerimaan Seret, Pencairan PMN Tersendat).

"Dalam situasi seperti ini, belanja-belanja tidak prioritas yang didanai dari utang sebaiknya ditunda dulu," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement