REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Rapat International Monetary Fund (IMF) sesuai prediksi, menyepakati rencana memasukkan mata uang Cina, yuan, ke dalam keranjang mata uang internasional SDR (special drawing rights). Rapat ini berlangsung Senin (30/11) waktu setempat.
Seperti dilansir laman the Guardian, Senin (30/11), para petinggi IMF akan melakukan voting untuk menyertakan yuan atau yang juga dikenal dengan renminbi ke dalam SDR berdampingan dengan dolar AS, yen Jepang, poundsterling dan euro.
Kepala Pasar Modal Asia dari Linklaters Andrew Malcolm mengatakan, masuknya yuan ke dalam SDR akan menjadi lompatan sejarah bagi ekonomi Cina. Namun, efeknya paling cepat akan terasa pada kuartal III 2016 setelah IMF benar-benar mengimplementasikan yuan ke dalam perhitungan SDR. "Cina akan menjadi pemain penting dalam pasar keuangan dunia," kata Andrew.
Lembaga pemeringkat kredit Fitch juga memprediksi bahwa IMF akan menyertakan yuan ke dalam SDR sehingga akan menjadi mata uang dunia. Fitch bahkan menilai sangat penting bagi IMF mewujudkan rencananya itu.
"Dengan dijadikannya renminbi sebagai cadangan mata uang dunia, hal ini akan mendukung profil kredit," demikian pernyataan resmi Fitch.
Laman CNBC menyebutkan, negara-negara berkembang, khususnya di Asia, akan diuntungkan apabila yuan jadi mata uang internasional. Negara-negara di Asia terutama yang memiliki hubungan perdagangan dengan Cina, bisa mengurangi ketergantungannya terhadap dolar AS.
Beberapa ekonom internasional memperkirakan, permintaan kepada mata uang yuan akan lebih dari 600 miliar dolar AS jika jadi dimasukkan ke dalam SDR. Sebab, bank-bank sentral bakal menambah cadangan devisa ke dalam bentuk yuan.