REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR-– Estimasi Bank Indonesia terkait pemulihan kondisi ekonomi di 2016 menjadi angin segar bagi Bank BJB dalam menggenjot kinerjanya. Tahun depan, Bank BJB menargetkan pertumbuhan pada dana pihak ketiga (DPK) dan kredit.
Dalam pemaparan ekonomi outlook dan perbankan 2016 yang berlangsung di Bali, 29-30 Nopember 2015, Bank BJB menyampaikan beberapa target kinerja keuangan pada 2016. Kenaikan target itu di antaranya, pertumbuhan kredit sebesar 14 persen, pertumbuhan DPK 13,5 persen, penurunan NPL hingga di posisi 2,3 persen, LDR 92 persen dan CAR 16,5 persen.
Hadir seluruh jajaran direksi Bank BJB dalam pemaparan ekonomi outlook dan perbankan 2016. Dirut Bank BJB Ahmad Irfan mengatakan, estimasi BI terhadap kondisi ekonomi di 2016 merupakan peluang bagi Bank BJB dalam menoreh prestasi kerja keuangan. Pihaknya optimistis mampu mendongkrak kinerja perusahaannya pada sejumlah indikator. DPK dan kredit Bank BJB, tegas dia, akan tumbuh sesuai harapan. Begitu pun dengan NPL, tambah dia, akan terus menurun.
Bahkan, sambung dia, harapan Bank BJB menjadi 10 bank terbesar dan berkinerja baik di Tanah Air semakin dekat. Saat ini, posisi Bank BJB berada di posisi ke-14 sebagai bank nasional terbesar dan berkinerja baik.
Jika mengacu pada hasil kerja keuangan triwulan III 2015, menunjukkan, Bank BJB mencatat laba bersih sebesar Rp 864 miliar. Raihan laba bersih pada triwulan III meningkat 20,6 persen year on year (yoy). Laba itu dipicu oleh pendapatan bunga bersih yang tumbuh 8,4 persen dan fee based income yang tumbuh 47,4 persen.
Sementara total aset Bank BJB hingga triwulan III 2015 meningkat sebesar 21,5 persen (year on year) menjadi senilai Rp 95,6 triliun. Peningkatan aset itu ditopang oleh kenaikan dana pihak ketiga (DPK) 26,8 persen.
Total DPK Bank BJB per 30 September 2015 sebesar Rp 81,9 triliun. ''Tahun ini saja di tengah perlambatan ekonomi, Bank BJB mampu tumbuh. Apalagi tahun depan di saat ekonomi mulai memulih,'' ujar Irfan di Bali, Ahad (29/11) malam.
Hasil pertemuannya dengan Gubernur BI, papar dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2016 berkisar di angka 5,2 persen hingga 5,6 persen. Menurut dia, dengan pertumbuhan ekonomi itu, maka kinerja perbankan akan tumbuh, khususnya Bank BJB.
Kemampuan Bank BJB dalam meningkatkan profitabilitas, sambung Irfan, tidak terlepas dari stabilnya net interest margin pada level 6 persen dan pengelolaan biaya operasional yang sehat. Kata Irfan mengatakan, pada triwulan III 2015 saja Bank BJB berhasil membukukan keuntungan yang signifikan.
Menurut Irfan, pada triwulan III 2015, kredit Bank BJB mengalami pertumbuhan sebesar 13,8 persen, dengan total kredit yang disalurkan mencapai Rp 54,5 triliun. Sekitar Rp 37,2 triliun dari nilai kredit itu merupakan kredit konsumer.
Kredit konsumer, kata dia, masih menjadi captive market Bank BJB. Dari sisi kualitas kredit, ungkap Irfan, meski kondisi perekonomian belum stabil, namun rasio kredit bermasalah Bank BJB tetap terjaga. Kata dia, credit recovery programme berhasil menurunkan NPL menjadi sebesar 3,5 persen. Penurunan NPL merupakan bukti dari konsistensi Bank BJB dalam menerapkan prinsip kehati-hatian dan pengawasan yang maksimal.