Senin 30 Nov 2015 11:27 WIB

El Nino 'Tekan' Produksi CPO 2016

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Nidia Zuraya
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)
Foto: INHABITAT.COM
Buah Kelapa Sawit dan minyak yang dihasilkan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Industri kelapa sawit di Indonesia dan Malaysia 2016 masih akan dipengaruhi dampak El Nino. Analis Buletin Oil World, Thomas Mielke mengatakan suplai minyak sawit mentah (CPO) global tahun depan tak sebanding dengan kebutuhan minyak sawit sektor pangan dan energi sehingga konsumen akan beralih ke minyak nabati lain, seperti kedelai.

"Ini bergantung pada dampak El Nino. Harga CPO bisa saja meningkat 750-770 dolar AS per ton dalam enam bulan ke depan, namun akan ada pergeseran permintaan global ke komoditas yang lebih murah akibat tingginya harga CPO," kata Mielke dijumpai Republika akhir pekan lalu di Nusa Dua, Bali.

Mielke memperkirakan produksi CPO Malaysia dan Indonesia cenderung stagnan tahun depan, masing-masingnya 19,5 dan 33,6 juta ton. Meski demikian, Indonesia bisa memanfaatkan kondisi ini jika betul-betul maksimal mengimplementasikan mandatori biodiesel tahun depan. Meningkatnya konsumsi biodiesel di Indonesia akan megurangi pasokan CPO ke pasar global dan mengoptimalkannya untuk pasar dalam negeri.

Direktur Ganling Sdn Bhd, Lin Ah Hong dari Malaysia mengakui bahwa El Nino menyebabkan kegagalan produksi dan pembuahan pada sawit. Cuaca ekstrem ini juga mendorong diferensiasi pembentukan bunga pada kelapa sawit.

"Sejauh ini kita mendata lahan-lahan sawit di timur dan selatan Kalimantan amat kering. Bunga jantan lebih banyak, sehingga pembuahan kurang," katanya.

El Nino, kata Lin akan menurunkan produksi kelapa sawit Malaysia hingga 600 ribu ton, dan Indonesia sekitar 2,2 juta ton. Hal ini mendorong terjadinya peningkatan harga CPO di pasar komoditas pada kuartal pertama dan kedua 2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement