Ahad 29 Nov 2015 14:50 WIB

Capaian Efisiensi Antam Lebihi Target Tahun Ini

Rep: Risa Herdahita Putri/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
PT Antam tbk.
Foto: blogspot.com
PT Antam tbk.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Capaian efisiensi PT. ANTAM (Persero) pada sepuluh bulan pertama tahun tahu ini, telah melebihi target. Capaian efisiensi itu tercatat sebesar Rp 51,01 miliar.

Sebelumnya, Antam telah menetapkan target efisiensi pada tahun ini sebesar Rp 39,26 miliar. Direktur Keuangan ANTAM, Dimas Wikan Pramudhito mengatakan peningkatan inovasi untuk efisiensi biaya merupakan langkah konkret demi mendukung ketahanan keuangan perusahaan. Hal ini juga dimaksudkan memitigasi dampak dari kondisi eksternal yang berada di luar kendali perusahaan.

"Inovasi-inovasi ini akan terus dilakukan dalam mencapai cost competency untuk meningkatkan daya saing dalam menyikapi kondisi pasar dan industri saat ini,” tuturnya dalam keterbukaan informasi, Sabtu (28/11).

Penerapan program penghematan biaya yang dilakukan oleh ANTAM ini tercermin pada terkendalinya biaya tunai. Selama 10 bulan pertama tahun ini, realisasi biaya tunai feronikel lebih efisien daripada target biaya tunai sebesar 4,16 persen.

Begitu pula pada capaian biaya tunai komoditas lainnya, yaitu biaya tunai emas lebih efisien 19,14 persen. Adapun biaya tunai pemurnian logam mulia lebih efisien 15,14 persen. Biaya tunai bauksit lebih efisien 6,18 persen dan biaya tunai bijih nikel lebih efisien 4,69 persen dari nilai biaya tunai yang direncanakan.

Dimas menjelaskan, Antam melakukan program penghematan biaya melalui efisiensi penggunaan dan skema pengadaan bahan bakar. Ini di antaranya penghematan bahan bakar di Buli & Tayan, pengadaan bahan bakar dengan skema VHS (Vendor Held Stock) di Pomalaa, pengurangan biaya bahan pembantu proses pabrik feronikel dan tambang emas Pongkor.

Pihaknya juga melakukan pemanfaatan kembali material sisa proses industri pada operasi pemurnian logam mulia, renegoisasi nilai kontrak pengadaan barang dan jasa perusahaan, serta penurunan bunga pinjaman dari perbankan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement