Ahad 29 Nov 2015 09:29 WIB

Ini Keuntungan Semakin Banyaknya Minimarket di Indonesia

Rep: C37/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gerai Alfamart
Foto: dok: Alfamart
Gerai Alfamart

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rata-rata pertumbuhan minimarket di Indonesia per tahun sampai dengan September 2015 tercatat sekitar 12,7 persen. Tak heran jika kehadiran minimarket sering terlihat berdampingan dan dapat tumbuh bersama untuk memenuhi kebutuhan serta harapan konsumen melalui persaingan yang sehat.

Hal tersebut dikatakan Corporate Communication GM Alfamart, Nur Rachman. Menurut Nur Rachman, ada beberapa keuntungan dengan semakin banyaknya minimarket hadir di sebuah daerah.

Masyarakat bisa terbantu dalam pemenuhan kebutuhan pokok sehari-hari. Tak hanya itu, tenaga kerja lokal juga akan banyak diserap. “Ini karena setiap toko menyerap 8-10 orang karyawan, itu di luar karyawan office. Per September 2015, jumlah karyawan Alfamart mencapai 103.683 orang,” jelasnya.

Lebih dari itu, minimarket juga menyediakan kemudahan fasilitas pembayaran seperti tagihan listrik, air, telepon, TV kabel, pajak, kredit finansial, pembelian tiket KA, hingga pembayaran booking tiket pesawat.

Kehadiran minimarket di suatu daerah juga memberi keuntungan terhadap pelaku UMKM lokal, produsen dalam negeri hingga pemerintah setempat. Minimarket memberikan ruang bagi pedagang kecil untuk berjualan sebagai tenant  di teras tokonya dengan harga sewa yang terjangkau.

Bagi home industry perusahaan juga memberi kesempatan kepada pengusaha lokal untuk menjadi pemasok produk Home Brand Private Label (HBPL). Saat ini terdapat lebih dari 100 pemasok yang berasal dari pelaku UMKM.

"Bagi UMKM di sekitar toko juga dilakukan pembinaan melalui Program Outlet Binaan Alfamart (OBA)," ujar Nur Rachman.

Keuntungan minimarket bagi produsen, jaringannya memiliki peran yang signifikan dalam menyalurkan produk dari produsen dalam negeri ke konsumen akhir (end user) di seluruh tanah air.

"Data Nielsen per September 2015, untuk penjualan FMCG (Fast Moving Consumer Goods) diluar rokok, minimarket memiliki market shareyakni 27,4 persen, sedangkan supermarket/hypermarket 14,0 persen, dan pasar tradisional 58,6 persen. Ini menunjukkan, peluang memasarkan produk dalam jaringan ritel yang memiliki jangkauan luas akan merangsang pertumbuhan produksi suatu produk itu sendiri, hal ini akan memberi kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia," jelasnya.

Kontribusi terrhadap pemerintah antara lain pada pos pendapatan negara melalui Pajak Penambahan Nilai (PPN) dari setiap transaksi di toko dan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui PBB, IMB, Pajak Reklame, Retribusi, dan lainnya.

“Sebagai perusahaan ritel nasional, kami berupaya agar kehadiran Alfamart dapat terus bermanfaat bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat di sekitar toko kami,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement