REPUBLIKA.CO.ID, BOYOLALI –- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Boyolali, Jawa Tengah (Jateng) sukses menarik investor asing menanamkan modal di daerahnya. Investasi yang berhasil ditarik, terutama pendirian industri yang padat tenaga kerja.
Catatan Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu (BPMP2T) Kabupaten Boyolali, nilai investasi kurun waktu Januari-September 2015 mencapai Rp 6,241 triliun. ''Sebagian besar investasi dikawasan yang diincar investor Boyolali Utara,'' kata Kepala BPMP2TEL Rusdijanti, Kabupaten Boyolali, Jum'at (27/11).
Menurut Rusdijanti, jumlah investasi di daerah ini terus mengalami peningkatan setiap tahun. Data investasi yang masuk mulai 2011-2015, atau selama lima tahun mengalami kenaikan 280 persen. Total investasi sekarang kemungkinan besar masih terus bertambah hingga akhir tahun.
Dua jenis investasi yang masuk, yakni investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Nilai investasi PMA Rp 1,532 triliun. Sedang PMDN Rp 4,709 triliun. Sehingga total kedua investasi mencapai Rp 6,241 triliun.
Berdasar catatan BPMP2T Kabupaten Boyolali jumlah perusahaan PMDN tercatat ada 6.234 dan PMA sembilan perusahaan.
Seperti diketahui, sejak beberapa kurun waktu belakangan, pemkab menggalakkan investasi. Langkah ini menyusul gelombang relokasi perusahaan dari Jakarta, Jabar, ke daerah. Hanya Kabupaten Boyolali, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo yang sukses menarik investor ke daerahnya.
Di Kabupaten Boyolali yang menjadi incaran investor, sejumlah wilayah yang dijadikan relokasi sasaran investasi industri besar di antaranya Kecamatan Sambi, Klego, Ampel, Mojosongo, Nogosari, Karanggede, Juwangi, Kemusu, Wonosegoro, dan Banyudono.
Sedang investasi industri menengah di Kecamatan Sawit, Teras, Boyolali, Ngemplak, Andong. Menurut Rusdijanti, investor asing yang paling banyak masuk didominasi dari Korea Selatan.