Kamis 26 Nov 2015 09:30 WIB

JK: Dunia tak Boleh Diskriminasikan Sawit Indonesia

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Indah Wulandari
Wapres Jusuf Kalla.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Wapres Jusuf Kalla.

REPUBLIKA.CO.ID,NUSA DUA -- Wakil Presiden Jusuf Kala membuka Konferensi Minyak Sawit Indonesia (IPOC) 2015 di Nusa Dua, Bali.

JK menekankan pentingnya industri kelapa sawit Indonesia dan Malaysia yang memasok 80-90 persen pasar minyak sawit (CPO) dunia.

“Dunia berkepentingan dengan suplai Indonesia dan Malaysia. Bagi Indonesia, sawit dan karet harus menjadi development goods sehingga dunia jangan mendiskriminasikan dua hal ini,” kata JK di Nusa Dua, Kamis (26/11).

Wapres mencermati isu lingkungan di dunia internasional yang menyoroti industri kelapa sawit dan turunannya di Indonesia. Meski demikian, selama dunia masih membutuhkan makanan dan minyak (food and fuel), maka selama itu pula minyak sawit akan menjadi kebutuhan pokok di dunia.

“Minyak sawit akan tetap tumbuh sejalan dengan pertambahan populasi manusia di dunia,” kata JK.

Meski ada penurunan ekspor sawit Indonesia beberapa tahun terakhir, namun tak sebanyak ekspor tambang seperti baja dan batu bara. Oleh sebabnya, industri apapun yang menyangkut makanan akan selalu menjadi kebutuhan pokok dunia.

JK juga mengajak pelaku usaha industri kelapa sawit untuk ikut mengelola lingkungan. Saat ini terjadi perubahan ekosistem, terutama gambut. Moratorium gambut harus dilanjutkan dan restorasi harus dilakukan. Perusahaan perlu terlibat agar tak menimbulkan masalah pada masa mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement