Selasa 24 Nov 2015 17:11 WIB

Laba Perbankan Anjlok Hingga Lebih dari 10 Persen

Rep: Binti Sholikah/ Red: Nur Aini
Nasabah melintasi banner iklan penawaran kredit tanpa agunan (KTA) yang ditawarkan di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (13/9).
Foto: dok Republika
Nasabah melintasi banner iklan penawaran kredit tanpa agunan (KTA) yang ditawarkan di salah satu kantor cabang Bank Mandiri, Jakarta, Jumat (13/9).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba industri perbankan tercatat turun sekitar 10,2 persen (yoy) pada kuartal III 2015 dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Hal itu terlihat dalam data Statistik Perbankan Indonesia (SPI) September 2015 yang dirilis Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pekan lalu.

Dalam SPI disebutkan, hingga September 2015 laba bersih setelah pajak dari 118 bank umum tercatat sebesar Rp 95,8 triliun, turun dibandingkan September 2014 yang sebesar Rp 106,8 triliun. Namun, laba bank umum naik 88,5 persen (qtq) jika dibandingkan posisi kuartal II-2015 yang sebesar Rp 50,84 triliun.

Penurunan laba tersebut disumbang oleh peningkatan beban operasional selain bunga (non interest expense) dan beban bunga. Beban operasional selain bunga naik 34,1 persen menjadi Rp 278,9 triliun pada September 2015, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 208 triliun.

Sementara, total penyaluran kredit bank umum sampai September 2015 tercatat sebesar Rp 3.990,4 triliun, naik 11,0 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 3.592,0 triliun. Sedangkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) bank umum tercatat sebesar Rp 4.464,0 triliun, naik 11,7 persen (yoy) dari tahun lalu sebesar Rp 3.995,8 triliun. Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan (CKPN) tercacat melonjak cukup tajam dari September 2014 sebesar Rp 88,6 triliun menjadi Rp 116,03 triliun pada September 2015.

Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin mengatakan, penyaluran kredit tahun depan akan lebih baik dari tahun ini. Bank Mandiri sudah mulai merasakan perbaikan penyaluran kredit karena penarikan kredit sudah mulai, baik proyek pemerintah maupun BUMN.

“Sudah ada penarikan kredit, harusnya sih tahun depan sudah lebih baik lagi,” ucapnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (23/11).

Bank Mandiri menargetkan pertumbuhan kredit sampai akhir tahun 2015 di kisaran 11-13 persen. Sedangkan pada tahun 2015 pertumbuhan kredit ditargetkan di kisaran 12-14 persen. Pertumbuhan tersebut terutama akan didorong oleh kredit di sektor infrastruktur yang terkait dengan proyek pemerintah.

Direktur Utama BRI Asmawi Syam mengatakan, kredit BRI hingga kuartal III 2015 tumbuh 11,8 persen (yoy). Tahun depan, BRI menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 15 persen. Pertumbuhan kredit BRI terutama akan ditopang oleh sektor UMKM. Porsi pembiayaan UMKM akan mencapai 75 persen dari posisi saat ini 73 persen dari total kredit.

“Sisanya baru infrastruktur, karena di sektor infrastruktur banyak yang perlu kita dorong. Mulai listrik, pelabuhan, kemudian ada telekomunikasi, darat laut, udara,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement