REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat ekonomi yang juga Rektor Universitas Paramadina, Jakarta, Firmanzah mengatakan gagasan Rachmat Gobel untuk mempersatukan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) yang kini dalam dualisme kepemimpinan pantas mendapat dukungan berbagai kalangan, lebih lagi bagi yang berada di internal organisasi tersebut.
Ia menyebutkan, Rachmat Gobel bukan tergolong tokoh konflik dan bahkan memiliki integritas moral yang baik sehingga dipercaya dapat menyatukan Kadin dalam satu wadah kembali.
"Figur Rachmat Gobel dapat diterima oleh semua elemen, apalagi dengan komitmennya yang ingin mengedepankan persatuan di tubuh Kadin, maka dipastikan banyak orang menyukainya," ujar Firmanzah di Jakarta, Selasa (17/11).
Ditambahkan, penyatuan Kadin dari dualisme kepengurusan sangat penting agar organisasi para pengusaha itu dapat mengoptimalkan perannya.
"Penting sekali gagasan penyatuan disuarakan untuk bisa diwujudkan. Hal itu merupakan amanat Undang-undang No 1/1987 tentang Kadin," ungkap ekonom muda ini.
Ia menjelaskan, jika Kadin masih tetap dalam dualisme seperti sekarang ini, para pengusaha akan merasa bingung ke mana menyalurkan aspirasinya. Di sisi lain, permasalahan dualisme dapat mengganggu hubungan Kadin dengan pemerintah, oleh karena Kadin merupakan mitra strategis pemerintah.
"Dalam kondisi terdapat dualisme inilah, pemerintah menjadi tidak nyaman kalau berhubungan dengan salah satu versi Kadin," tegas Firmanzah.
Ia kemudian menyarankan agar gagasan menyatukan Kadin dari Rachmat Gobel, ditindaklanjuti dengan langkah konkret oleh semua pihak yang ada di Kadin melalui upaya rekonsiliasi.
Gagasan menyatukan Kadin merupakan salah satu tekad Rachmat Gobel sebagai calon ketua umum Kadin pada Munas VII di Bandung. Menurut Rachmat, Kadin harus bersatu agar lebih kuat dan optimal peranannya dalam kedudukan sebagai mitra pemerintah, termasuk demi menciptakan kemajuan dan kebesaran Kadin yang disegani baik di dalam negeri maupun di tingkat global.
Penyelenggaraan Munas VII Kadin di Bandung, Jawa Barat digelar 22-24 November ini dengan mengambil tema, "Memperkuat Daya Saing Ekonomi Nasional dan Daerah melalui Pembangunan Industri yang Kuat, inovatif, dan Berkelanjutan."
Adapun agenda utama munas membuat rumusan program kerja strategis serta memilih Ketua Umum Kadin untuk periode 2015-2020, menggantikan masa bhakti kepemimpinan Suryo Bambang Sulistio di Kadin pada 2010-2015.
Munas ini direncanakan dibuka Presiden RI Joko Widodo. Sedikitnya, 2.000 orang terdiri dari peserta dan peninjau akan hadir di dalam acara.
Sementara itu, beberapa tokoh yang sejauh ini memang berkiprah di Kadin sudah menyatakan pencalonannya menjadi ketua umum, antara lain mantan Menteri Perdagangan RI dan juga pimpinan kelompok usaha Panasonic Gobel di Indonesia, Rachmat Gobel dan Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perbankan dan Finansial Rosan Perkasa Roeslani.
Rachmat Gobeli pernah menjadi Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri Logam, Mesin, Kimia, dan Eelektronika di masa kepemimpinan Aburizal Bakrie, serta dua kali berturut-turut dipercaya sebagai Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Industri, Teknologi, dan Kelautan saat Mohammad Suleman Hidayat ketua umumnya.
Di era Suryo Bambang Sulistio, Rachmat pun menjabat Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Infrastruktur namun mundur karena diangkat oleh Presiden Jokowi menjadi Menteri Perdagangan RI.