REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengaku belum mengetahui tentang transkrip percakapan pihak yang diduga Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR Setya Novanto, dan seorang pengusaha berinisial R.
Saat transkrip tersebut banyak diberitakan media, ia mengaku tengah dalam perjalanan ke Paris, Prancis. Sudirman mengaku belum tahu banyak tentang keaslian transkrip itu.
"Saya masih dalam perjalanan menghadiri Konferensi Menteri Energi membahas energi bersih. Belum tahu ada transkrip yang beredar," demikian jawab Sudirman kepada Republika.co.id, Selasa (17/11) siang.
Sudirman mengaku harus melihat secara langsung dokumen transkrip yang beredar. Meski demikian, Sudirman menambahkan, penyebaran transkrip dan dokumen wawancara ini merupakan konsekuensi dari era keterbukaan informasi seperti saat ini.
"Kita tak bisa sembunyikan hak hal publik, dan publik akan berpihak pada perbaikan," ujar Sudirman.
Sebelumnya, Sudirman melaporkan Pimpinan DPR Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR. Dalam laporan tersebut, disebutkan bahwa pihak terlapor berupaya meminta jatah saham sebesar 20 persen kepada Freeport dengan mencatut nama Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Upaya pemerasan tersebut terjadi di sebuah hotel di kawasan. SCBD, Jakarta pada Juni lalu. Selain pimpinan DPR, disebutkan pula ada sosok pengusaha yang mendampingi. Pengusaha yang berinisial "R" ini bersama dengan pihak ketiga diduga melakukan intervensi terhadap Petral.