Rabu 11 Nov 2015 08:08 WIB

Penyatuan ATM Pengaruhi Pendapatan Bank BUMN

Red: Nur Aini
Nasabah mengambil uang dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di ATM Gallery, Jakarta, Selasa (16/9). (Republika/ Yasin Habibi)
Foto: Republika/ Yasin Habibi
Nasabah mengambil uang dari Anjungan Tunai Mandiri (ATM) di ATM Gallery, Jakarta, Selasa (16/9). (Republika/ Yasin Habibi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANADO -- Kantor Wilayah BRI Manado menyatakan penyatuan anjungan tunai mandiri (ATM) semua bank milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN) bakal berdampak pada pendapatan bank.

"Penyatuan ATM empat bank milik BUMN tersebut, tidak akan ada lagi biaya administrasi, padahal itu salah satu pendapatan bank," kata Pimpinan Wilayah BRI Manado Yoshua P Hutapea di Manado, Rabu (11/11).

Namun, kata Yoshua, kebijakan pemerintah pusat itu akan memberikan dampak yang baik sehingga BRI terus melakukan terobosan agar pendapatan terus meningkat.

"Jelas akan memengaruhi pendapatan bank jika penyatuan ATM bersama dilakukan dengan tidak ada biaya lagi. Namun, saat ini masih dalam uji coba di Pulau Jawa," ungkapnya.

CEO BNI Wilayah Manado Johnny Tampubolon membenarkan akan ada dampak menurunnya fee based income jika penyatuan ATM dilakukan. "Kami merencanakan tahun 2016 akan mengoperasikan ATM merah putih, yakni ATM bersama yang bisa digunakan nasabah empat bank BUMN tanpa ada biaya administrasi apa pun," kata Johnny.

Johnny mengatakan bahwa di Pulau Jawa BNI sudah memiliki sekitar 50 ATM merah putih yang beroperasi dan rencananya tahun depan akan hadir di Manado. Integrasi ATM BUMN tersebut, kata dia, diyakininya dapat saling menguntungkan karena tercipta efisiensi dan perluasan jaringan.

Pilot project konsolidasi mesin ATM milik empat bank negara, yakni BRI, BNI, Mandiri, dan BTN, diharapkan dapat membantu masyarakat dan nasabah.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement