Ahad 08 Nov 2015 06:01 WIB

Sukuk Makin Diminati Dunia

Rep: C35/ Red: Nur Aini
Penjualan sukuk (ilustrasi).
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Penjualan sukuk (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Sukuk semakin diminati pasar dunia. Sukuk semakin berkembang tidak hanya di negara mayoritas Muslim.

Hal itu disampaikan H.E. Datuk Dr. Awang Adek Bin Hussin, Duta besar Malaysia yang berbicara tentang pertumbuhan pasar modal Syariah dalam konferensi yang diadakan di the National Press Club of Washington, pekan lalu. Konferensi yang diadakan selama dua hari bertajuk 'ASEAN Islamic Finance Conference' ini merupakan pertemuan antara Kedutaan besar Malaysia bersama lebih dari 50 pemimpin bisnis pasar modal Islam terkemuka dan pemimpin bisnis Amerika Serikat.

Hussin mengungkapkan Perdana Menteri Inggris David Cameron mengumumkan rencananya untuk membuat Inggris sebagai pusat keuangan penting obligasi syariah (sukuk) di negara-negara Barat. Hal itu dinilai akan menjadikan obligasi syariah semakin berkembang.

Ia menerangkan apayang membedakan sukuk dari obligasi konvensional adalah risikonya yang rendah. Persentase pendapatan dinilai lebih nyata, karena bukan dibayar dengan bunga.

Pembicara Seminar, Owaiz M. Dadabhoy, Manajer Islam Investment Group mengungkapkan sukuk memiliki transparansi yang tinggi dan lebih mudah untuk mengevaluasi investasi.

Sementara itu, Roy Michael, Direktur Eksekutif dari Malaysian US Chamber of Commerce, menjelaskan keberhasilan pasar keuangan syariah karena suku bunga nonspekulatif dan rendah dibandingkan dengan sifat spekulatif dari suku bunga investasi konvensional saat ini.

"Investor ingin investasi yang akan memberikan kinerja kembali yang aman dan lebih besar. Sementara investasi konvensional baru bisa dipulihkan dari peristiwa pasar negatif selama tujuh tahun, obligasi syariah telah menunjukkan keuntungannya sehingga membuat permintaan kuat," kata Michael dilansir Market Watch pada Sabtu (7/11).

Michael percaya bahwa pilihan dana investasi syariah semakin membuat sukuk sangat menarik bagi banyak investor. Ia menilai sukuk bisa menjadi pilihan untuk pensiunan, bankir swasta, maupun perusahaan investor di AS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement