Ahad 01 Nov 2015 15:52 WIB

Arus Kas Adaro Kuartal III 2015 Masih Kuat

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Maman Sudiaman
Garibaldi Thohir
Foto: Republika
Garibaldi Thohir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laba PT. Adaro Energy Tbk, pada kuartal III 2015 turun sebesar 21 persen menjadi 228 juta dolar AS. Akan tetapi, dalam kondisi pasar yang penuh tantangan, Adaro berhasil menurunkan biaya dan utang, serta menghasilkan arus kas bebas yang kuat.

Presiden Direktur Adaro Energy, Garibaldi Thohir mengatakan, saat ini profitabilias Adaro sedang mengalami tekanan cukup kuat akibat harga batubara yang terus menurun. Namun dalam situasi ini, bisnis model Adaro yang terintegrasi secara vertikal telah teruji dan menunjukkan ketangguhan.

"Kami optimistis dapat mencapai target EBITDA pada 2015 sebesar 550 juta dolar AS hingga 800 juta dolar AS, kini kami terus menjalankan bisnis dan menerapkan strategi untuk memperkuat keberlanjutan bisnis inti Adaro," ujar Garibaldi dalam keterangan tertulisnya, Ahad (1/11).

Garibaldi menjelaskan, saat ini Adaro terus mengembangkan strategi dari tiga motor penggerak pertumbuhan perusahaan yakni pertambangan batubara, jasa pertambangan, serta logistik dan ketenagalistrikan. Selain itu, Adaro juga terus menjalankan keunggulan operasional, meningkatkan efisiensi biaya di sepanjang rantai pasokan batubara, dan memperkuat unit logistik.

"Kami bergerak lebih jauh ke hilir, memasuki bisnis ketenagalistrikan dan tetap membayar deviden tunai tahunan," kata Garibaldi.

Pada kuartal ketiga 2015, Adaro memproduksi 13,96 juta ton batubara melalui PT Adaro Indonesia (AI) dan PT Semesta Centramas (SCM). Jumlah tersebut turun 1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga total produksi batubara selama sembilan bulan di 2015  mencapai 39,84 juta ton. Jumlah ini lebih rendah 5 persen dibandingkan periode yang sama di tahun 2014 disebabkan pasar batubara yang masih penuh tantangan.

Kelebihan pasokan yang kronis di pasar dan pertumbuhan permintaan yang lamban pada negara-negara pengimpor batubara utama, menambah tekanan pada harga batubara.Untuk menjaga tingkat keuntungan yang sehat, Adaro kembali merevisi pedoman produksinya menjadi 52 sampai 54 juta ton dari sebelumnya 54 sampai 56 juta ton.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement