Kamis 29 Oct 2015 19:48 WIB

Gerindra Tolak RAPBN 2016 Karena Takut Utang Bertambah

Rep: Satria Kartika Yudha / Red: Nur Aini
Pembahasan RAPBN 2016 oleh anggota DPR RI
Foto: Republika/ Wihdan
Pembahasan RAPBN 2016 oleh anggota DPR RI

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi XI Fraksi Partai Gerindra Gus Irawan Pasaribu menegaskan Gerindra menolak Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2016. Gerindra menolak karena target penerimaan terlalu tinggi sehingga berpotensi membuat utang Indonesia semakin membengkak. 

Dalam postur sementara RAPBN 2016 yang disetujui Badan Anggaran DPR RI, target penerimaan perpajakan dipatok Rp 1.546 triliun. Sedangkan penerimaan negara bukan pajak Rp 273 triliun. 

Berkaca pada realisasi penerimaan pajak pada tahun ini yang belum mencapai 50 persen per 31 Agustus 2015, target penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2016 dinilai terlalu ambisius. 

"Kita menolak karena mengevaluasi APBNP 2015 dimana penerimaan masih sangat jauh dari yang diharapkan," kata Gus Irawan kepada Republika.co.id, Kamis (29/10). 

Dia mengatakan, realisasi penerimaan yang sangat kecil itulah yang akhirnya membuat serapan belanja pemerintah pusat masih rendah. Belanja pemerintah pusat rendah bukan karena masalah serapan anggaran yang lambat, tapi karena memang tidak ada uang yang bisa dipakai untuk belanja. 

Berdasarkan catatannya, utang pemerintah sepanjang tahun ini sudah bertambah Rp 482 triliun. "Masa iya sih kita mau terus meninggalkan utang untuk generasi bangsa selanjutnya," ujar dia. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement