Kamis 22 Oct 2015 08:49 WIB

Cermati Sentimen Negatif Perdagangan Saham

Rep: Risa Herdahita/ Red: Nur Aini
Layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI),
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Layar menunjukkan pergerakan saham di kantor Bursa Efek Indonesia (BEI),

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini, Kamis (22/10), masih akan dibayangi sentimen negatif. Dari kondisi yang ada dapat dikatakan aksi jual kian meningkat, tapi masih dapat dibendung dengan aksi beli. 

"IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 4.585-4.590 dan resisten 4.655-4.670," ujar Analis NH Korindo Securities Indonesia, Reza Priyambada, Kamis (22/10).

Pada penutupan perdagangan kemarin (21/10), IHSG berada di level 4.605,226 setelah naik 19,402 poin atau 0,423 persen. Ini menunjukkan, kata Reza, di tengah pergerakan laju bursa saham Asia yang variatif dan pelemahan sejumlah indeks saham di bursa saham AS, laju IHSG masih dapat berakhir di zona hijau. 

Namun, menurutnya, pada dasarnya laju IHSG saat itu tidak jauh berbeda dengan pergerakan sehari sebelumnya (20/10). Saat itu di awal sesi perdagangan IHSG menguat cukup tinggi. Sementara jelang penutupan sesi satu dan di awal sesi kedua lajunya mulai mendatar, cenderung turun tipis. Kemudian di akhir sesi laju IHSG mampu kembali menguat.

"Pergerakan yang cukup variatif itu disebabkan aksi investor dalam menanggapi sentimen yang ada," jelas Reza.

Ia melihat, sebagian pelaku pasar yang bertahan dengan aksi belinya memiliki harapan positif akan adanya rilis Paket Kebijakan Ekonomi jilid V. Mereka berekspektasi paket kebijakan terbaru ini akan lebih baik dan fokus pada penciptaan lapangan kerja, sentimen penyerapan anggaran yang lebih baik, dan sentimen reformasi perizinan. Mereka juga berharap terhadap proyeksi pertumbuhan ekonomi kuartal ketiga ini sebesar 4,85 persen. 

"Itu lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,67 persen dan di atas estimasi kami 4,75-4,80 persen," ungkapnya. 

Sentimen negatifnya, itu berupa dorongan jual yang terjadi seiring kembali berlanjutnya pelemahan rupiah, imbas pelemahan bursa saham global, hingga aksi ambil untung. Meski, penguatan IHSG sejauh ini masih lebih banyak ditopang oleh kembalinya transaksi asing yang melakukan aksi beli. 

"Transaksi asing kembali net buy, dari net buy Rp 54,91 miliar menjadi net buy Rp 373,54 miliar," terang dia.

Pada akhirnya, laju IHSG kemarin mampu bertahan di atas target support 4544-4558 dan mampu berada di atas target resisten 4610-4623 tapi justru ditutup di bawah target. Reza menambahkan, jika volume beli mulai berkurang dominasinya maka secara tidak langsung menunjukkan adanya potensi pembalikan arah. 

"Untuk itu, tetap perlu untuk mewaspadai adanya imbas pelemahan itu. Utang gap di level 4.346-4.381 masih menjadi halangan. Tetap cermati sentimen yang ada," tegasnya. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement