REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan minatnya untuk mengambil saham PT Freeport Indonesia sebesar 10,64 persen melalui BUMN, PT Aneka Tambang (persero) Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium (persero). Menteri BUMN Rini Soemarno menyebutkan, pembiayaan untuk kedua BUMN tersebut akan didapat dari pinjaman luar negeri.
Meski demikian, Rini membantah pinjaman tersebut berasal dari Cina.
"Bukan (dari Cina). (Bank) internasional," ujar Rini usai memenuhi undangan Komisi VI DPR di Jakarta, Selasa (20/10).
Mengenai nilainya, Rini masih enggan menyebutkan. Menurutnya, pihak Freeport harus menawarkan dulu secara resmi baru pihaknya bisa menindaklanjuti. Namun, Rini mengaku pihaknya telah menaksir nilai penawaran saham Freeport.
"Ini sedang dianalisis. Investment bank kami sedang analisis. Karena kita tidak mau katakan jumlah. Karena harus dari penawaran mereka dulu. Kita sendiri sudah ada analisa," katanya.
Sementara itu, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia Tito Sulistio justru mendukung Freeport untuk menawarkan sahamnya ke publik. Hal ini karena, perusahaan yang berbasis di AS ini telah menawarkan sahamnya di bursa saham di AS.
"Belum ada pembicaraan (soal Freeport). Yang ada saya minta tolong dong listing di Indonesia. Freeport kan holding-nya sudah listing di New York Stock Exchange," ujar Tito.