REPUBLIKA.CO.ID, BATAM -- Ada yang berbeda dari rangkaian kegiatan Workshop Strategi Pengembangan Pasar, Produk, dan Edukasi Perbankan Syariah yang diselenggarakan oleh Otoritas Jasa Keuangan tahun ini.
Kegiatan yang dilakukan sebagai Program Recycling OJK kepada industri perbankan syariah Indonesia khususnya untuk peningkatan kompetensi SDM Perbankan Syariah dalam Strategi Pengembangan Pasar, Produk dan perbankan syariah kepada masyarakat.
iB Blusukan, demikian nama program edukasi dan sosialisasi yang diikuti oleh Working Group Marketing Komunikasi (iB Markom) Perbankan Syariah seluruh Bank Umum Syariah, Unit Usaha Syariah dan Perwakilan BPRS. Peserta diberikan 3 kategori tantangan untuk menyosialisasikan perbankan syariah kepada masyarakat umum di daerah Batam, khususnya daerah Nagoya dan sekitarnya.
Dalam keterangan resmi yang diterima Republika.co.idJumat (16/10) tantangan pertama ialah Tebar Pesona iB dan ACKS. Peserta yang dibagi dalam beberapa tim ditugaskan untuk menemukan minimal 5 (lima) orang keturunan Tionghoa (Cici, Koko) berbagai profesi untuk diedukasi tentang iB Perbankan Syariah dan Kampanye Aku Cinta Keuangan Syariah yang dibuktikan dengan melakukan 'Selfie' dengan keturunan Tionghoa tersebut setelah memberikan penjelasan.
Untuk menambah daya tarik, maka target diberikan souvenir iB dan Infografis mengenai Perbankan Syariah. Setelah menyelesaikan tantangan pertama, peserta harus menyelesaikan tantangan yang kedua yakni Groufie Bareng Nasabah Bank Syariah. Setiap tim ditugaskan mencari minimal 3 (tiga) orang yang sudah menjadi Bank Syariah.
Kreatifitas tim ditantang pada penugasan ini untuk mencari lokasi-lokasi nasabah bank syariah. Nasabah yang ditemukan kemudian diajak berfoto bersama (Groufie) dengan seluruh anggota tim. Foto yang diambil harus memperlihatkan atribut yang membuktikan bahwa target ialah seorang nasabah Bank Syariah seperti dengan menunjukan kartu ATM, buku tabungan, dan/atau background Bank Syariah dimana nasabah sedang melakukan transaksi.
Dengan waktu yang terbatas, peserta juga diharuskan untuk menyelesaikan tantangan yang ketiga yakni Simpel iB Goes to School. Tim diminta untuk mendatangi/mengunjungi salah satu sekolah di sekitar kota Nagoya untuk memberikan penjelasan mengenai perbankan syariah khususnya produk Simpanan Pelajar (SimPel) iB kepada Guru dan pelajar yang berada di sekolah tersebut.
Kedatangan tim di satu sekolah dibuktikan dengan adanya foto bersama tim dengan guru dan pelajar di sekolah tersebut. Peserta diizinkan untuk memberikan penjelasan tentang Produk Simple iB masing-masing bank syariah.
Panasnya matahari yang menyengat Nagoya dan sekitarnya, tidak membuat semangat dari semua peserta luntur. Dengan antusias yang tinggi, peserta membanjiri toko-toko, sekolah, dan kantor cabang di sekitar Kota Nagoya untuk menyosialisasikan perbankan syariah sekaligus memanfaatkan kesempatan tersebut untuk berbelanja.
Tidak hanya menyosialisasikan Perbankan Syariah, peserta juga mencari tahu preferensi masyarakat mengenai perbankan syariah melalui survey kecil-kecilan. Pertanyaan survey seperti apakah masyarakat sudah tahu mengenai adanya perbankan syariah, apakah masyarakat tahu perbedaan bank konvensional dan bank syariah, dan apakah ada ketertarikan masyarakat untuk menjadi nasabah bank syariah. Dengan dilakukannya survey kecil-kecilan ini, Marketing Communications Bank Syariah bisa memahami apa kebutuhan dan keinginan masyarakat umum dan mencari tahu solusi dari kebutuhan dan keinginan tersebut.
Tantangan iB Blusukan ini dinilai memiliki tujuan yang positif, dimana Bank Syariah bisa langsung mendekati masyarakat untuk memberikan sosialisasi dan edukasi secara langsung. Terlebih lagi kegiatan ini dijadikan permainan kejutan yang tidak disangka-sangka oleh peserta dalam rangkaian workshop. Dengan cara yang santai tetapi bermanfaat, peserta yang merupakan Head Corporatec Secretary dan Markom Perbankan Syariah Nasional menjadi lebih dekat dengan masyarakat.
Program ini diapresiasi oleh peserta dan masyarakat, diharapkan kegiatan iB Blusukan seperti ini dilakukan dengan rutin dan tidak berhenti begitu saja. bagaimanapun juga, komunikasi dalam penyampaian pesan yang baik ialah yang konsisten dan berkelanjutan.