Kamis 15 Oct 2015 15:45 WIB

Antam dan Inalum Bentuk Usaha Patungan

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Nidia Zuraya
Smelter (Ilustrasi)
Smelter (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Aneka TambangTbk (Antam) dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) bersepakat untuk menyiapkan pendirian perusahaan patungan dalam pembangunan dan pengoperasian smelter grade alumina refinery (SGAR). SGAR yang rencananya berlokasi di Kalimantan Barat ini akan dimulai pada 2016 dan beroperasi pada 2019.

Direktur Utama Antam Tedy Badrujaman mengatakan, kesepakatan untuk mendirikan perusahaan patungan ini merupakan langkah lanjutan setelah kedua perusahaan menandatangani nota kesepahaman pada Juli 2015.

"Pembangunan SGAR di Mempawah akan meningkatkan nilai cadangan bauksit Antam yang besar lewat hilirisasi," ujar Tedy usai penandatanganan kerja sama di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (15/10).

Sementara itu, Direktur Utama Inalum Winardi Sunoto menyebutkan bahwa sinergi ini menjadi upaya untuk menumbuhkan industri hilirisasi khususnya komoditi alumina. Hal ini, katanya, bisa menumbuhkan daya saing dan nilai tambah produk dalam negeri.

Menyusul kesepakatan ini, lanjut  Winardi, akan segera ditetapkan dan dibentuk skema kerja sama antara Inalum dan Antam yang dituangkan dalam perjanjian antara pemegang saham. Sedangkan calon mitra yang akan digandeng adalah perusahaan-perusahaan ternama internasional yang bergerak di sektor aluminium dan pengolahan bijih bauksit. Perusahaan tersebut di antaranya berasal dari Cina, Rusia, dan Uni Emirat Arab.

SGAR rencananya akan memiliki kapasitas sebesar 2 juta ton smelter grade alumina per tahunnya. Tahap pertama akan dibangun dengan kapasitas 1 juta ton smelter grade alumina, dengan kebutuhan bijih bauksit sebesar 6 juta wmt pertahun. Mekanisme ini dipercaya akan menekankan kebutuhan impor alumina.

Inalum saat ini memiliki kapasitas peleburan alumina sebesar 250 ribu ton aluminium pertahun dengan yang setidaknya membutuhkan 500 ribu ton alumina sebagai bahan baku. Kerja sama ini dipercaya bisa meningkatkan kapasitas dalam negeri dan mengurangi impor.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement